Jelang Rilis Neraca Perdagangan, IHSG Diperkirakan Menguat

Pada perdagangan akhir pekan kemarin (12/4), IHSG ditutup melemah tipis 0,07% ke level 6.405,87. Sebanyak enam dari sepuluh indeks sektoral berakhir dalam teritori negatif, di mana sektor Industri Dasar dan Aneka Industri memimpin pelemahan masing-masing sebesar 1,38% dan 1%. Adapun saham yang menjadi pemberat indeks di antaranya: CPIN, TLKM, SMGR, ASII dan BMRI.

Sementara itu pelaku pasar asing membukukan aksi jual bersih (netsell) sebesar Rp 1,05 triliun. Nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 0,23% ke level Rp 14.120. 

Sementara itu bursa saham Wall Street pada akhir pekan (12/4) kompak ditutup dalam teritori positif, di mana Dow Jones naik 1,03%, S&P 500 menguat 0,66% dan Nasdaq positif 0,46%. 

Penguatan tersebut ditopang oleh penguatan harga saham diantaranya adalah saham JP Morgan Chase & Co yang naik 4,7% terdorong oleh rilisnya kinerja perusahaan bank terbesar AS tersebut pada kuartal I 2019 yang mencatatkan pertumbuhan positif. 

Serta saham Walt Disney yang naik 11,5% ke level tertinggi sepanjang masa setelah perusahaan resmi menetapkan tarif untuk layanan streaming.

Pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi salah satunya oleh rilis data neraca perdagangan serta data ekspor-impor. Neraca perdagangan diperkirakan defisit salah satunya ikarenakan tingginya impor bahan baku atas ekspansi sektor rill manufaktur yang tercermin pada indeks PMI bulan Maret, dikutip dari laman detik.com. 

Adapun IHSG diperkirakan berpeluang menguat dengan kecenderungan bergerak terbatas. Secara teknikal, IHSG ditutup bullish candle dengan berada support terdekat. Adapun indikator tochastic bearish dan MACD histogram negatif dengan Volume turun. Diperkirakan IHSG bergerak menguat terbatas dengan pergerakan di kisaran 6.372-6.484. (wili)