Semua Ada Obatnya, Termasuk Kekhawatiran Seputar Lockdown


Selasa,04 Agustus 2020 - 10:37:22 WIB
Semua Ada Obatnya, Termasuk Kekhawatiran Seputar Lockdown sumber foto cnbcindonesia.com

Pasar keuangan nasional terkena pukulan berat kemarin dengan koreksi di bursa saham, obligasi, maupun pasar valuta asing (valas). Hari ini, angin pertolongan bakal berhembus dari Amerika Serikat (AS) dan dari temuan vaksin serta obat anti-Covid-19.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (3/8/20) bablas ke zona merah dengan ambruk 2,78% di level 5.006,22. Investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 1,44 triliun di pasar reguler dari nilai transaksi Rp 10,93 triliun. Terpantau hanya 54 saham yang naik, 401 turun, dan sisanya 129 stagnan.

Pasar sedang minder. Terakhir kali IHSG jatuh sampai 4% dalam sehari terjadi pada 23 Maret 2020 sebesar 4,90%.  Rilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) Juli menunjukkan bahwa bahwa Indonesia mengalami deflasi 0,1% secara bulanan. Data ini mengonfirmasi bahwa konsumsi masyarakat sedang bermasalah. Dengan deflasi 0,1%, maka inflasi tahun kalender 2020 belum menyentuh 0,98% dan inflasi tahunan di 1,54%, terendah sejak tahun 2000.

Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) bisa diberlakukan lagi di Jakarta, mengikuti Manila (Filipina) akibat lonjakan kasus Covid-19. Per 2 Agustus, jumlah pasien positif corona di Ibu Pertiwi adalah 111.455 orang. Bertambah 1.519 orang dibandingkan sehari sebelumnya. Dalam 14 hari terakhir (20 Juli-2 Agustus), rata-rata pasien baru di Indonesia bertambah 1,83% per hari. Sementara di Filipina adalah 3,09% per hari.

Sentimen tersebut membuat pasar obligasi pemerintah tertekan dengan kenaikan imbal hasil (yield) di seluruh tenor terutama yang jangka pendek yakni 3 tahun sebesar 25 basis poin ke 5,64%. Imbal hasil dan harga obligasi bergerak berkebalikan, sehingga kenaikan imbal hasil menandakan harga sedang turun.

Mata uang rupiah juga terkena tekanan sehingga kursnya melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan menjadi yang terburuk di Asia. Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di level Rp 14.530/US$, tetapi kemudian masuk ke zona merah dan melemah hingga 0,28% di sesi penutupan ke level Rp 14.570/US$. (GA)


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]