Penyebaran Virus Corona Bisa Lewat Udara, Benarkah

Jumat,20 Maret 2020 - 09:17:04 wib
Penyebaran Virus Corona Bisa Lewat Udara, Benarkah
sumber foto news.detik.com

Penyebaran virus corona atau covid-19 tidak hanya berasal dari droplet atau tetesan orang yang positif saja. Namun, ternyata penyebaran virus ini juga bisa dari udara.

Dilansir dari laman new.detik.com, Ketua Penyakit Infeksi Emerging dan Remerging (Pinere) RSU dr Soetomo, dr Soedarsono menjelaskan penyebaran virus corona memungkinkan melalui udara. Namun, penyebaran utama tetap melalui droplet.

"Saya kira bisa (penyebaran melalui udara). Tapi yang utama itu tetap droplets, percikan yang kemudian jatuh di suatu permukaan," kata dr Soedarsono saat dikonfirmasi, Jumat (19/3/2020).

Selain itu, jarak droplet yang memungkinkan yakni pada area 1 meter. Virus akan masuk saat droplet disentuh, kemudian menempel di tangan dan tangan digunakan untuk menyentuh mata, mulut hingga hidung.

Untuk itu, Soedarsono menyarankan masyarakat lebih giat lagi mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer untuk mematikan virus yang menempel. "Akhirnya virus masuk, droplet dan virusnya itu nempel disitu, ini adalah tempat-tempat mode entry virus itu masuk cari tempat tinggalnya di sistem pernafasan," paparnya.

Selain itu, cara penyebaran melalui udara memungkinkan terjadi jika droplets sebelum menyentuh permukaan, terhisap oleh orang yang ada di lingkungan berjarak kurang dari 1 meter. "Kalau dalam jarak kurang 1 meter, sebelum terhisap oleh seseorang melalui udara," jelasnya.

Tak seperti bayangan orang, yang dimaksud penyebaran melalui udara bukan berarti virus dapat melayang-layang di udara. Namun berpindah ke orang lain saat dia batuk atau bersin.

"Tidak melayang-layang di udara, bukan begitu. Tetap itu namanya, apakah itu virus, bakteri, ataukah jamur, ya bukan hidup di udara, itu yang dibayangkan oleh orang selama ini," ungkap dr Soedarsono.

Untuk itu, dia menyarankan pemakaian masker lebih diprioritaskan untuk orang yang sakit, atau orang yang merawat pasien saja. "Masker itu dipakai oleh orang yang sakit, atau yang merawat, atau berada di lingkungan padat yang tidak terhindari dan tidak tahu ada orang yang sakit," pungkasnya. (GA)

 

 

BERITA LAINNYA