Review Oppo A53, Ponsel Rp 2 Jutaan untuk Temani Belajar di Rumah

Senin,05 Oktober 2020 - 09:39:20 wib
Review Oppo A53, Ponsel Rp 2 Jutaan untuk Temani Belajar di Rumah
sumber foto inet.detik.com

Beberapa waktu yang lalu, Oppo A53 resmi meluncur di Indonesia. Dilepas dengan harga Rp 2 jutaan, ponsel ini menargetkan segmen menengah ke bawah dengan membawa beberapa fitur yang masih jarang ditemukan di segmen ini.

Dilansir dari laman inet.deti.com, beberapa fitur yang menjadi andalan Oppo A53 antara lain layar dengan refresh rate 90Hz, chipset Snapdragon 460 dan desain punch-hole. Lalu seperti apa kinerja ponsel ini? Setelah menjajal Oppo A53 selama beberapa minggu, berikut ulasan lengkapnya.

Desain              

Oppo A53 hadir dalam dua pilihan warna yaitu Fancy Blue dan Power Black. Unit yang saya gunakan adalah Fancy Blue yang hadir dengan warna gradasi dari biru hingga keperakan.

Jika terkena cahaya, bagian belakang ponsel ini juga memperlihatkan garis-garis pelangi yang cantik. Warna-warni ini dihasilkan oleh teknologi desain 3D Iridescent Wave yang digunakan Oppo.

Dengan tebal 8,4 mm dan lebar 75,1 mm, Oppo A53 dapat digenggam menggunakan satu tangan dengan mudah. Apalagi sisi kiri dan kanannya dibuat melengkung sehingga lebih nyaman digenggam saat browsing atau menggunakan media sosial.

Di bagian belakang ponsel terdapat tiga kamera belakang dan flash LED yang diposisikan secara vertikal di sisi kanan atas. Tidak jauh dari kamera, terdapat sensor sidik jari di bagian belakang.

Tombol power terdapat di sisi kanan ponsel, sedangkan tombol volume dan slot untuk kartu SIM dan microSD terletak di sisi kiri. Di bagian bawah ponsel bisa ditemukan port USB type-C yang diapit dengan headphone jack 3,5 mm dan speaker.

Seperti ponsel kekinian lainnya, Oppo A53 mengusung desain punch-hole di sisi kiri atas layar untuk menempatkan kamera depan. Desain ini membuat bezel di sisi kiri, kanan dan atas terlihat sangat tipis, tapi bezel di bagian bawah masih terlihat cukup tebal.

Layar dan Audio

Display Oppo A53 menggunakan panel LCD berukuran 6,5 inch dengan resolusi 1600 x 720 pixel. Layar ini memiliki rasio 20:9 dan dilindungi dengan Gorilla Glass 3.

Oppo A53 juga mendukung refresh rate 90Hz serta touch sampling rate 120Hz. Refresh rate yang tinggi ini terbukti memberikan pengalaman yang lebih mulus saat menjelajahi dunia maya, saat menggunakan media sosial, bahkan saat main game.

Fitur lain yang diberikan AI Brightness technology, secara otomatis akan menyesuaikan lampu latar setelah mempelajari preferensi kecerahan penggunanya. Fungsi ini akan melindungi sekaligus membuat mata nyaman.

Layar Oppo A53 terbilang cerah dan warna yang dihasilkan cukup vivid meski tidak mengusung resolusi yang tinggi. Menonton video HD di YouTube pun bisa dinikmati dengan optimal.

Ponsel ini juga sudah mendapatkan sertifikasi Widevine L1, jadi kalian bisa menonton konten berlisensi dari Netflix dengan resolusi tertinggi. Tapi karena keterbatasan spesifikasi, resolusi playback tertinggi mentok di HD.

Pengalaman saat menonton film dan video juga semakin meningkat berkat super dual speaker dan dukungan teknologi Dirac 2.0. Teknologi ini memberikan efek suara terbaik saat bermain game, mendengarkan musik dan menonton film.

Software dan Antarmuka

Oppo A53 menjalankan sistem operasi Android 10 yang berbalut antarmuka ColorOS 7.2. Tampilan antarmuka ini terbilang mudah untuk digunakan dan cukup ringkas.

ColorOS 7.2 juga memberi kemudahan bagi pengguna untuk mengkustomisasi tampilan ponselnya. Tidak hanya dari wallpaper dan tema, tapi juga ikon aplikasi bisa diubah sesuai selera.

Bloatware yang dibawa ponsel ini cukup banyak, baik dari aplikasi yang dikembangkan Oppo sendiri atau aplikasi pihak ketiga. Untungnya semua aplikasi tersebut bisa dihapus dengan mudah jika tidak digunakan.

Tapi ada satu aplikasi bawaan Oppo yang cukup menarik yaitu Oppo Lab. Di sini kalian bisa menjajal fitur-fitur baru yang sedang diuji coba sebelum digulirkan untuk publik. Misalnya fitur Lab Ringtone yang memungkinkan pengguna mengedit ringtone yang ada sesuai keinginan.

Performa dan Baterai

Oppo A53 dibekali dengan chipset Snapdragon 460 yang dipadukan dengan RAM 4 GB dan memori internal 64 GB. Jika dirasa kurang, ada slot untuk microSD yang mendukung kapasitas hingga 256 GB.

Snapdragon 460 notabene merupakan chipset entry level yang ditawarkan Qualcomm. Tapi begitu dipakai ternyata performanya tidak seburuk perkiraan.

Proses multitasking dan berpindah-pindah aplikasi bisa dilakukan dengan sigap. Menjalankan dua aplikasi bersamaan dengan mode Split screen juga bisa dieksekusi dengan mulus.

Untuk urusan gaming, kuda pacu Oppo A53 juga terbilang mumpuni. Game-game yang terkenal berat seperti Call of Duty: Mobile dan PUBG Mobile bisa dimainkan dengan tanpa lag. Tapi kualitas grafisnya memang harus diturunkan jika ingin game berjalan dengan lancar.

Untuk melihat bagaimana kinerja Oppo A53 di atas kertas, saya menggunakan beberapa aplikasi benchmark yaitu AnTuTu, Geekbench dan PCMark.

Guna menopang kinerjanya, Oppo menyematkan baterai dengan kapasitas yang cukup besar untuk Oppo A53 yaitu 5.000 mAh. Ponsel ini juga didukung dengan pengisian cepat 18W yang bisa mengisi penuh baterai dari level 10% dalam waktu sekitar dua jam.

Dengan kapasitas baterai yang jumbo, Oppo A53 bisa bertahan satu hari penuh hanya dengan satu kali pengisian ulang. Saat diuji menggunakan PCMark, baterai Oppo A53 bisa bertahan hingga 19 jam 30 menit.

Kamera

Untuk urusan fotografi, Oppo A53 mengandalkan tiga kamera belakang yang terdiri dari kamera utama 13 MP, kamera makro 2 MP dan depth sensor 2 MP untuk mengambil foto portrait dengan efek bokeh.

Performa ketiganya cukup bagus jika dalam keadaan cahaya yang cukup, baik di dalam maupun di luar ruangan. Kamera utamanya bisa menangkap detail dengan jelas dan mereplikasi warna yang cukup akurat dibandingkan dengan aslinya.

Tapi begitu digunakan untuk mengambil foto di kondisi minim cahaya, gambar yang dihasilkan tidak memilki detail yang jelas dengan noise yang cukup banyak. Ponsel ini mungkin tidak begitu cocok untuk mengambil foto di kegelapan, terlebih lagi dengan tidak adanya mode malam.

Sedangkan kamera makronya cukup bermanfaat untuk mengambil foto dengan jarak sangat dekat. Detail objek foto yang diambil terlihat tajam, tapi tentu membutuhkan sumber cahaya yang cukup terang.

Depth sensor di Oppo A53 juga terbilang jago dalam mengambil foto bokeh. Objek foto bisa diisolasi dari latar belakangan dengan cukup bagus, dan efek bokeh yang digunakan terlihat alami. Sayangnya jika objek memiliki detail yang cukup ramai tidak bisa ditangkap sepenuhnya.

Urusan selfie, Oppo A53 mengandalkan kamera depan 8 MP. Hasil selfie yang diambil cukup bagus, dengan warna dan tekstur kulit yang masih terlihat alami dan tidak dipoles. Tapi jika ingin terlihat lebih cantik atau ganteng tentu bisa menggunakan mode AI Beautification yang disediakan. (GA)

BERITA LAINNYA