Ini Sebab Patung Bugil di Tiongkok Dipakaikan Celana

Rabu,10 Februari 2016 - 17:22:47 wib
Ini Sebab Patung Bugil di Tiongkok Dipakaikan Celana
Patung di Changchun yang sedang dipakaikan celana (foto:HRColin/Weibo)

Kota Changchun di Tiongkok, baru-baru ini bikin heboh turis. Ada patung pria yang dinilai vulgar karena tampilannya bugil, lalu dipakaikan celana oleh masyarakat setempat dan terlihat lebih sopan. Peristiwanya terjadi di awal bulan Februari, sebelum menjelang Imlek.

Peristiwa tersebut ramai diberitakan oleh media setempat, seperti shanghaiist, South China Morning Post sampai Atlas Obscura. Ceritanya begini, di Cultural Square yang merupakan suatu kawasan budaya di Kota Changchun, Provinsi Jilin, terdapat patung pria raksasa setinggi empat meter dengan berat 1.000 kg.

Tampilannya, berupa pria berotot kekar berkulit hitam tapi tidak menggenakan pakaian alias bugil. Kelaminnya pun terlihat jelas. Kedua tangannya mengadah ke langit seolah meminta sesuatu. Patung yang sudah berdiri sejak tahun 2006 itu pun sudah menjadi ikon dari Cultural Square.

Namun sayang, karena tampilannya yang bugil, patung itu malah disebut dengan nama 'Naked Men'. Bahkan, masyarakat Tiongkok saja, seringkali mengolok-olok patungnya di media sosial Weibo. Malah jadi bahan celana.

Beberapa anak muda pun suka jahil. Di tahun 2007, beberapa anak muda memakaikan kain merah yang diikat tepat di kelamin patung prianya. Tahun 2009 lebih parah, kelaminnya dipakaikan kondom. Kemudian tahun 2013, ada gelas anggur yang digantung di kelaminnya.

Petugas setempat sering memperingatkan dan juga menjaga patungnya agar tidak kembali dijahili. Nah di tahun 2016 ini, bukan hanya anak muda tetapi orang-orang tua kembali beraksi. Tapi, niat mereka bukan mau jahil.

Mereka membawa celana berukuran raksasa dan langsung memakaikannya di patung tersebut. Sebelumnya, kedapatan foto-foto di Weibo ada pria yang sedang mengukur ukuran pinggang patungnya.

Beberapa dari mereka mengaku, sudah tidak tahan dengan tampilan patung itu. Aksi mereka ternyata banjir pujian, masyarakat Tiongkok mengapresiasinya dan menilai apa yang dilakukan sudah tepat. Membuat patungnya terlihat lebih sopan.

Sebelumnya, peristiwa yang mirip-mirip di Tiongkok ini sudah terjadi di Italia kala Presiden Iran, Hassan Rouhan mengunjungi Museum Capitoline. Pihak museum menutup koleksi yang vulgar dengan kain dan banyak masyarakat yang memberi tanggapan dengan baik. Italia, dinilai sudah menghormati tamunya.

Tampaknya, berita yang dimuat detik.com ini menjelaskan, banyak orang-orang yang sadar, kalau patung atau hal-hal yang vulgar bukan lagi sesuatu yang menjadi konsumsi publik. Setidaknya, patung tidak saja sebagai identitas suatu daerah, melainkan mencerminkan masyarakatnya.(*)

Parl-3180

BERITA LAINNYA