Studi Ini Buktikan Vitamin C dan Zink Tak Mampu Kurangi Gejala COVID-19

Kamis,18 Februari 2021 - 11:21:35 wib
Studi Ini Buktikan Vitamin C dan Zink Tak Mampu Kurangi Gejala COVID-19
sumber foto health.detik.com

Banyak yang mempunyai pandangan jika mengonsumsi vitamin C dan zat besi zinc bisa mengurangi gejala COVID-19. Vitamin C dan zinc disebut-sebut sebagai asupan vitamin yang penting untuk dikonsumsi oleh pasien COVID-19. Vitamin C sendiri sudah lama dipercaya untuk membantu mengatasi batuk dan pilek karena memiliki antioksidan tinggi yang dapat membantu mengurangi kerusakan sel.

Dilansir dari laman health.detik.com, sementara zinc penting untuk fungsi kekebalan tubuh, dengan peran yang memproduksi antibodi dan sel darah putih serta melawan infeksi. Dikutip dari laman Healthshots, para peneliti Cleveland Clinic di AS mencatat suplemen zinc dan vitamin C secara signifikan tidak mengurangi gejala pasien COVID-19.

Dalam sebuah penelitian, pasien COVID-19 menerima zinc glukonat (50 mg), vitamin C (8000 mg) selama 10 hari dengan perawatan standar pada April 2020 hingga Oktober 2020 lalu.

Namun studi yang dipublikasikan oleh JAMA Open Network, tidak menemukan perbedaan yang signifikan di antara kelompok perawatan biasa, vitamin C, zinc glukonat atau kelompok yang menerima vitamin C saja.

"Ketika kami memulai uji coba ini, tidak ada penelitian yang mendukung terapi tambahan untuk pencegahan dan pengobatan pasien COVID-19 ini," ungkap Milind Desai, dari Cleveland Clinic's Heart Vascular & Thoracic Institute.

Ia mengatakan, ketika pandemi menyebar ke seluruh dunia, bahkan menginfeksi dan membunuh jutaan orang, komunitas medis dan konsumen sama-sama berebut dan mencoba suplemen yang mereka yakini bisa mencegah infeksi yang dapat meredakan gejala COVID-19.

"Sementara vitamin C dan zinc terbukti tidak efektif sebagai pengobatan, bila dibandingkan dengan perawatan standar, studi terkait terapi lain terus berlanjut," paparnya. Para pasien yang terdaftar dalam penelitian ini tidak dirawat di rumah sakit, melainkan rawat jalan.

"Kami tahu bahwa tidak semua pasien dengan COVID-19 memerlukan perawatan di rumah sakit, dibanding dengan mereka yang dirawat di rumah sakit. Tapi, mereka lebih cenderung mencari suplemen yang dapat membantu mereka," ungkap Suma Thomas, dari Cleveland Clinic's Heart Vascular & Thoracic Institute. (GA)

 

BERITA LAINNYA