Usaha Kuliner Tetap Potensial saat Pandemi

Senin,04 Oktober 2021 - 16:01:18 wib
Usaha Kuliner Tetap Potensial saat Pandemi
sumber foto berdasarkan liris berita yang riaubisnis.id terima

Asisten Direktur BI Riau Dini Nur Setiawati mengungkapkan usaha kuliner tetap potensial di tengah pandemi Covid-19. Dini mengingatkan pelaku usaha kuliner lebih kreatif agar mampu bertahan menghadapi tekanan ekonomi.

Berdasarkan rilis berita yang riaubisnis.id terima, pernyataan ini disampaikan Dini dalam Diskusi Sosialisasi Pengembangan dan Pembinaan UMKM yang digelar Ikatan Alumni (IKA) SMA 4968 Angkatan 95 Pekanbaru, Minggu (3/10). Pertemuan juga dihadiri pembicara seorang pengusaha Rahmansyah, Pimpinan Baznaz Riau Yahanan dan moderator Budi Iskandar.

Menurut Dini, bisnis kuliner tetap prospektif saat pandemi karena menjadi kebutuhan primer dan lebih praktis. Buktinya, meski terjadi PPKM, usaha kafe tetap bermunculan. Hanya saja, pelaku usaha harus mampu beradaptasi dengan melakukan berbagai strategi pemasaran. Seperti memanfaatkan penjualan melalui aplikasi online, promosi media sosial dan efisiensi.

“Untuk menghindari kerugian, pakai sistem PO (pre-order). Pesan dulu, di-list siapa yang mau beli. Bisnis kuliner memang lebih gampang,” kata Dini.

Selain usaha kuliner, trend bisnis pertanian juga baik untuk dikembangkan karena tingginya permintaan. Dini menambahkan wirausahawan bisa mendapatkan akses bantuan pembinaan melalui informasi kerja sama dengan asosiasi, seperti Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) dan Asosiasi Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif Fashion (Aspekraf).

“SDM yang ikut program on boarding tentu yang serius. Kita ingin tidak hanya UMKM di Pekanbaru, tapi juga kabupaten dan kota lain.Tapi memang selektif,” kata Dini.

Sementara Pimpinan Baznaz Riau Yahanan menyatakan pihaknya siap mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) melalui pembentukan unit pengumpul zakat (UPZ). Misalnya, UPZ yang dibentuk lembaga swasta maupun komunitas, seperti organisasi alumni. Dana yang dikumpulkam UPZ diserahkan ke Baznas Riau.

“Kalau memang IKA 4968 punya program UMKM, maka bisa. Dana dikembalikan ke IKA 70 persen untuk dikelola UPZ. Ditambah 30 persen pun bisa diserahkan, bahkan lebih dari Baznaz untuk UMKM,” kata Yahanan.

Pengusaha Rahmansyah mengharapkan alumni membuka usaha ekonomi kreatif karena pemerintah juga mendorong pengembangan bisnis baru tersebut. Ekonomi kreatif bisa menjadi garda terdepan pemulihan ekonomi nasional. Rahmansyah mengungkapkan jika wirausahawan serius membangun usaha, jangan melupakan aspek perizinan.

“Jangan sampai lagi bantuan pemerintah Rp 25 milyar kembali ke pusat. Sayang, karena validasi UMKM tidak bagus, maka dikembalikan lagi. Maka siap-siaplah dengan pendataan, terutama dengan perizinan,” kata Rahmansyah yang juga Ketua Harian IKA Alumni 4968.

Menurut Rahmansyah, tidak mungkin bantuan untuk UMKM bisa diberikan pemerintah, jika perizinan tidak disiapkan. Hal ini bisa menjadi temuan karena tidak memiliki dasar hukum.

Selain itu, ia menambahkan usaha ekonomi kreatif harus sinergi agar bisa mendapatkan dukungan pemerintah. “Misalnya, kerajinan tenun yang masih berkelompok-kelompok. Nah, inilah peranan asosiasi bekerja sama dengan BI,” kata Rahmansyah.

Selain kuliner, salah satu ekonomi kreatif yang juga potensial saat ini adalah bidang animasi karena banyak peminatnya. Di Pekanbaru, kata Rahmansyah, bisa dikembangkan karena sudah ada fasilitas yang mendukung di Politeknik Caltex Rumbai. (GA)

BERITA LAINNYA