Pertamina Tekan Biaya Produksi BBM di Tengah Melonjaknya Harga Minyak

Jumat,11 Maret 2022 - 11:45:20 wib
Pertamina Tekan Biaya Produksi BBM di Tengah Melonjaknya Harga Minyak
Sumber foto tempo.co

Pemerintah dan PT Pertamina (Persero) memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tidak naik. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat yang saat ini banyak menggunakan Pertalite. Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan Pertamina sebagai BUMN yang berperan dalam mengelola energi nasional sangat mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penetapan harga produk BBM.

Dilansir dari laman tempo.co.“Kami sepenuhnya mendukung kebijakan Pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, meski harga minyak dunia menembus US$ 130 per barel,” katanya dalam rilis, Jumat, 11 Maret 2022. Dia mengatakan Pertamina terus berkoordinasi dengan Pemerintah untuk memutuskan harga Pertalite akan tetap di harga jual Rp 7.650 per liter. Menurutnya, harga tersebut tidak berubah sejak tiga tahun terakhir dan saat ini porsi konsumsi Pertalite sekira 50 persen dari total konsumsi BBM nasional. Pemerintah terus melakukan pembahasan untuk skenario kompensasi Pertalite agar stabilisasi harga Pertalite dapat terjaga.

Untuk mengurangi tekanan lonjakan harga minyak mentah dunia terhadap peningkatan biaya penyediaan BBM, Pertamina terus melakukan berbagai efisiensi di segala lini, termasuk menekan biaya produksi BBM dalam negeri. Di antaranya dengan memaksimalkan penggunaan minyak mentah domestik dan mengoptimalkan penggunaan gas alam untuk penghematan biaya energi. Paralel juga dilakukan peningkatan produksi kilang untuk produk yang bernilai tinggi.

Penyesuaian harga produk juga dilakukan secara selektif, hanya untuk BBM Non Subsidi tertentu seperti Pertamax Series maupun Dex Series yang porsi konsumsinya hanya sekitar 15 persen dari total konsumsi BBM Nasional. Jenis BBM ini pun sebagian besar dikonsumsi oleh kalangan konsumen mampu, pemilik kendaraan pribadi jenis menengah ke atas.

“Ke depannya, harga produk BBM ini akan terus disesuaikan secara rutin mengikuti harga pasar sesuai ketentuan pada Peraturan Menteri ESDM No. 62/2017,” kata Fajriyah. Direktur Jenderal Anggaran Kementrian Keuangan Isa Rachmatarwata mengatakan risiko global mengalami eskalasi akibat konflik Rusia – Ukraina dan akhirnya mempengaruhi kenaikan harga yang tinggi atas komoditas energi, baik itu minyak mentah, batu bara, hingga gas.

“Peningkatan harga minyak mentah dunia tentunya berdampak terhadap APBN,” kata dia. Secara keseluruhan, menurut dia, kenaikan harga komoditas termasuk Indonesian Crude Price (ICP), memang berdampak positif terhadap pendapatan negara, terutama PNBP. Namun demikian, kenaikan harga komoditas juga berdampak terhadap belanja negara. “Terutama subsidi energi yang menjadikan ICP menjadi salah satu parameter utama dalam perhitungannya,” katanya.

Isa mengatakan pemerintah akan terus memantau pergerakan harga minyak dunia dan mengukur dampaknya terhadap APBN. Pemerintah akan mengambil kebijakan yang diperlukan secara menyeluruh dengan melihat dari sisi potensi penerimaan negara, beban terhadap belanja negara serta konsekuensi terhadap pembiayaan anggaran.“Dengan tetap mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang saat ini baru pulih dari dampak Pandemi Covid-19,” katanya.

Dia menegaskan pemerintah akan terus memonitor perkembangan perekonomian, termasuk volatilitas harga komoditas terkini dalam rangka antisipasi kebijakan. “Pemerintah akan memastikan respons kebijakan mengutamakan stabilitas perekonomian nasional dan menjaga supply barang kebutuhan pokok masyarakat. Baik pangan maupun energi, serta menjaga keberlanjutan fiskal yang mendukung dunia usaha,” ucapya. (RF)

 

BERITA LAINNYA