KKP-FAO Bikin Paket Formula Pakan Ikan Mandiri


Senin,23 Desember 2019 - 13:31:41 WIB
KKP-FAO Bikin Paket Formula Pakan Ikan Mandiri sumber foto bisnis.com

Proyek percontohan produksi pakan mandiri di Provinsi Sumatra Selatan yang merupakan kolaborasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Food and Agriculture Organization (FAO) mencatatkan hasil yang dinilai memuaskan. 

Dilansir dari laman bisnis.com, hal tersebut ditandai dengan dihasilkannya paket formula pakan mandiri yang berkualitas, khusus untuk ikan patin. "Saya rasa ini hasil yang memuaskan, formula pakan FAO memberikan respon yang baik terhadap pertumbuhan dan efisiensi produksi," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam siaran pers, Senin (23/12).

Hingga November 2019, tercatat total produksi pakan mandiri secara nasional mencapai 32.557 ton. KKP menargetkan ke depan kontribusi pakan mandiri terhadap kebutuhan pakan nasional akan lebih besar lagi, dimana saat ini diperkirakan kontribusinya baru sekitar 17%.

Slamet menerangkan bahwa pakan mandiri saat ini memiliki kualitas yang tidak kalah jauh dengan pabrikan. Inovasi formula sudah banyak berkembang misalnya dengan penggunaan silase, enzym dan bahan baku lokal seperti Palm Kernel Meal (PKM) dan upaya ini berhasil meningkatkan efisiensi pakan. 

Kendalanya, PKM atau yang biasa disebut bungkil sawit sulit didapatkan gerakan pakan ikan mandiri (Gerpari) karena harga mulai tinggi seiring permintaan untuk pakan yang tinggi. Memang Indonesia menjadi produsen terbesar kedua setelah Malaysia, akan tetapi 80% hasil produksi itu untuk diekspor. 

Sebagai solusinya, Slamet mengimbau kepada pemerintah daerah untuk memfasilitasi agar 10% PKM bisa dialokasikan untuk bahan baku pakan ikan, tentunya dengan biaya yang murah. "Saya sudah berkirim surat ke Gubernur Riau terkait hal ini, nanti jika belum ada tindaklanjut akan kami susulkan lagi surat himbauan berikutnya," tegasnya.

Dia menuturkan bahwa program Gerpari telah terbukti mampu memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat. Ini terlihat dari peningkatan daya beli pembudidaya ikan yang terus membaik. 

Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), Slamet menyebutkan pada November 2019 angka nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) senilai 102,37 atau naik jika dibandingkan bulan yang sama pada 2014 senilai 101,64. Begitu halnya dengan pendapatan pembudidaya yang juga naik dari semula sebesar Rp3,2 juta per bulan pada 206 menjadi Rp3,6 juta per bulan pada tahun ini. 

Melihat peningkatan ini, Slamet katanya akan menindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi hasil formula ini ke pelaku pakan mandiri di daerah lain. Dia juga berharap FAO terus mendukung upaya Indonesia dalam memajukan sub sektor akuakultur, khususnya dalam memberikan solusi dalam menghadapi tantangan ke depan. (GA)

 

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]