Waspada Gejala Baru Corona: Kulit Seperti Kena Setrum


Senin,13 April 2020 - 14:17:48 WIB
Waspada Gejala Baru Corona: Kulit Seperti Kena Setrum sumber foto cnbcindonesia.com

Jumlah kasus virus corona di dunia terus meningkat. Hal ini juga menyusul dengan kemunculan berbagai gejala yang makin lama makin bergama.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Batuk, demam, napas pendek merupakan tiga gejala virus corona yang paling mudah diidentifikasi. Namun disamping itu, ada pula gejala baru yang dirasakan pasien positif COVID-19, seperti kulit yang tersetrum.
?
Seorang pasien Covid-19 membagikan gejalanya di Twitter dan melaporkan bahwa sempat merasakan gejala seperti kulit mendesis atau adanya aliran listrik yang mengalir di tubuh mereka, sehingga kulit terasa seperti tersengat.

Dokter mengatakan bahwa hal tersebut bisa terjadi sebagai sensasi, yang dirasakan bukanlah gejala umum yang terjadi pada pasien, tetapi kemungkinan itu disebabkan oleh adanya reaksi antibodi terhadap virus.

Gejala lain dari penyakit mematikan ini termasuk kehilangan indera penciuman dan rasa, demam, sakit, sesak napas, kelelahan, batuk kering, diare, stroke dan kejang, dan bagi sebagian orang, tidak ada gejala sama sekali.

Ada banyak pasien berbagi efek dari penyakit ini secara online, bahkan banyak yang mendapati mereka juga memiliki gejala baru yang aneh.  Seorang pasien, @miafia, yang merasakan sensasi mendesis sejak hari pertama gejalanya, menggambarkannya sebagai rasa seperti tersengat listrik pada kulitnya.

Tarana Burke, yang dikenal sebagai pendiri gerakan #MeToo, berbagi bahwa pasangannya menderita penyakit itu dan memiliki perasaan terbakar di kulitnya yang begitu parah, dan mengatakan kulitnya terasa seperti terbakar.

"Bahkan ketika dia hampir tidak memiliki demam, kami benar-benar menggunakan gel lidah buaya untuk sunburn untuk menenangkannya. NP kemudian memberi tahu kami bahwa dia juga mendengar orang lain mengatakan itu," tulisnya di Twitter.  
?
Bahkan influencer terkenal Arielle Charnas melaporkan beberapa sensitivitas kulit ketika dia pertama kali terserang virus. Dokter mengatakan gejalanya tidak terlalu umum, tetapi mungkin menjadi bagian dari respon autoimun yang mempengaruhi sistem saraf pasien.

"Jelas sudah diidentifikasi, tetapi kami belum yakin seberapa luas itu," kata Dr. Daniel Griffin, kepala penyakit menular di ProHealth Care Associates seperti dikutip dari Washington Post.

Griffin memperkirakan bahwa dia mencatat sekitar 50 laporan terkana gejala virus corona sehari sejak merebak di New York. Diakuinya, ini adalah sebagai reaksi baru.

Menurutnya, rasa tersetrum itu mungkin merupakan hasil dari antibodi yang melawan penyakit tapi mengganggu cara kerja saraf. Namun, seorang ahli saraf mengatakan bahwa dia masih tidak yakin apakah itu tanggapan tubuh kita terhadap virus atau virus itu sendiri yang menyebabkan perasaan itu. Untuk pasien yang mengalami sensasi ini, Griffin merekomendasikan untuk membiarkan tubuh pulih sendiri.

"Itu menyusahkan tapi tidak berbahaya.  Pasien tampaknya menjadi lebih baik dengan kita hanya menunggu. Tubuh manusia adalah konstruksi yang cukup mengesankan dan seringkali akan menjadi lebih baik," papar Griffin. (GA)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]