Bunga Cicilan Bank-Leasing Dibayar Negara & Kabar dari Pasar


Kamis,23 April 2020 - 09:40:11 WIB
Bunga Cicilan Bank-Leasing Dibayar Negara & Kabar dari Pasar sumber foto cnbcindonesia.com

Pandemi virus Corona masih menjadi katalis negatif yang menyebabkan jatuhnya harga minyak mentah dunia ke level terendahnya pada awal pekan ini di bawah US$ 0 per barel namun pada akhirnya berakhir menguat kembali di kisaran US$ 11 per barel.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com, namun, di tengah masih berfluktuasinya harga minyak mentah dunia itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melaju ke teritori positif pada perdagangan Rabu kemarin (22/4/2020) dengan penguatan 1,46% ke posisi 4.567,562 dengan nilai transaksi harian mencapai Rp 7,91 triliun, dengan investor asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp 334,95 di pasar reguler dan non-reguler.

Sebelum memulai perdagangan Kamis (23/10/2019) ini, ada sejumlah pemberitaan menarik yang bisa dicermati sebagaimana dihimpun CNBC Indonesia:

1.Bunga Cicilan Bank & Leasing Bisa Ditanggung Negara
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan akan segera memfinalkan aturan bersama dengan Menko Perekonomian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) terkait dengan fasilitas pembayaran bunga yang akan ditanggung pemerintah terhadap kredit non kredit usaha rakyat (KUR) sebagaimana yang berlaku bagi nasabah KUR.

"Yang kami akan finalkan dengan Pak Menko [Airlangga Hartarto] dan OJK [Ketua DK OJK Wimboh Santoso] dan BI [Gubernur Perry Warjiyo], adalah kredit kecil yang ada di perbankan yang hampir sama nilainya dengan KUR. Mereka tidak mendapatkan KUR namun mereka pinjam, termasuk dari lembaga pembiayaan [multifinance/leasing]," kata Sri Mulyani dalam konferensi virtual di Jakarta, Rabu (22/4/2020).

"Policy ini kita berikan, implementasinya di lembaga keuangan, termasuk lembaga pembiayaan ,dan bank-bank yang berikan pinjaman pada UMKM. Kita akan bicarakan finalkan prosesnya dengan OJK dan BI agar program ini mendukung UMKM. Jadi bisa mendapatkan fasilitas yang sama seperti KUR, relaksasi dan bantuan pembayaran bunga oleh pemerintah," tegas Sri Mulyani.

2.Indika Energy Bagi Dividen Tunai US$ 30 Juta

Emiten energi PT Indika Energy Tbk (INDY) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (22/4/2020 di Jakarta dengan memperhatikan tata cara pelaksanaan sesuai Peraturan OJK dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta.

Dalam RUPST tersebut para pemegang saham memutuskan menerima Laporan Tahunan 2019, mengesahkan Laporan Keuangan tahun 2019, memberikan pembebasan sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Komisaris atas segala tindakan pengurusan dan pengawasan yang dilaksanakan dalam tahun 2019.

Kemudian persetujuan penggunaan laba Perseroan dan pembagian dividen tunai dari Laba Ditahan Perseroan tanggal 31 Desember 2019 sebesar US$ 30 juta - dengan nilai tukar berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 22 April 2020 atau sebesar US$ 0,005758 per saham.

3.Perusahaan Jepang Caplok 15% Saham Anak Usaha Semen Indonesia

Investor asal Jepang, Taiheiyo Cement Corporation (TCC) bakal menyuntikkan modal senilai US$ 220 juta (Rp 3,41 triliun, asumsi kurs Rp 15.500/US$) ke PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)/SBI yang sebelumnya PT Holcim Indonesia. Suntik modal ini akan dilakukan melalui penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue).

Direktur SBI Agung Winarto mengatakan nantinya perusahaan Jepang ini setidaknya akan memiliki 15% saham di SBI usai transaksi tersebut dilakukan. Perusahaan akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang rencananya akan dilaksanakan pada Juli atau Agustus mendatang.

"Kurang lebih 15%, jadi itu nanti ada saham baru yang dikeluarkan SBI yang nanti kurang lebih setara 15% jadi kepemilikan TCC di SBI dan kepemilikan publik dari dari 7,6 miliar akan meningkat," kata Agung kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/4/2020).

4.Beban Naik, Laba Anak Usaha Indomobil Melorot 52% di 2019

Laba bersih PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), anak usaha PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), melorot 52% menjadi Rp 76,55 miliar pada akhir Desember 2019, dari periode yang sama tahun 2018 yakni Rp 158,58 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu ini (22/4/2020), penurunan laba bersih ini tidak sejalan dengan pendapatan perusahaan yang justru naik 17,45% menjadi Rp 3,97 triliun dari periode yang sama tahun 2018, yakni Rp 3,38 triliun.

Sayangnya, beban perusahaan masih tinggi sehingga laba terkoreksi. Beban pokok pendapatan membengkak menjadi Rp 2,30 triliun, dari sebelumnya Rp 1,92 triliun.

Selain itu, beban pendapatan operasi lain juga naik menjadi Rp 306,60 miliar dari sebelumnya Rp 249,40 miliar, dan ada kenaikan beban keuangan menjadi Rp 548,20 miliar, dari Rp 257,95 miliar.

5. Traffic Tol Drop, Jasa Marga Minta Keringanan Cicilan Utang

Emiten pengelola jalan tol, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) meminta agar perbankan memberikan relaksasi kredit di tengah seretnya pendapatan bisnis jalan tol selama pandemi Covid-19. Saat ini sebagian ruas tol baru yang dibangun Jasa Marga bersumber dari pendanaan bank.

"Hal yang penting untuk JSMR adalah adanya relaksasi terkait pinjaman dari perbankan, mengingat pembiayaan jalan tol baru yang intensif dilksanakan oleh Jasa Marga sebagian dibiayai dari pinjaman perbankan," kata Corporate Secretary Jasa Marga, Agus Setiawan, saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu (22/4/2020).

Tidak hanya itu, adanya pengumuman dari Presiden Joko Widodo yang melarang mudik Lebaran tahun ini, secara otomatis akan membuat pendapatan di bisnis jalan tol yang dikelola Jasa Marga turun cukup signifikan.

Untuk mengantisipasi dampak itu, perseroan berencana melakukan efisiensi semaksimal mungkin dari sisi belanja modal maupun beban usaha agar neraca keuangan perusahaan tetap terjaga.

6. Modal Kurang karena IHSG Drop Dalam, 5 Broker Disuspen BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara aktivitas transaksi perusahaan sekuritas PT OSO Sekuritas Indonesia mulai Senin, 20 April 2020. BEI membuat keputusan ini karena OSO Sekuritas tidak memenuhi ketentuan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD).

Dengan bertambahnya OSO Sekuritas, otoritas bursa telah menghentikan sementara 5 perusahaan sekuritas sepanjang tahun ini. 4 lainnya adalah PT Magenta Kapital Sekuritas, PT Corpus Sekuritas Indonesia, PT Pratama Capital Sekuritas dan PT Masindo Artha Sekuritas.

Dalam pengumuman yang disampaikan Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Laksono Widodo dan Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Kristian Sihar Manulang, pada 17 April, OSO Sekuritas tidak memenuhi ketentuan MKBD yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar Rp 25 miliar.

7. Jalani Masa Terburuk, Garuda Siapkan 12 Jurus demi Bertahan

Maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mempersiapkan sederet strategi untuk menjaga kelangsungan perusahaan hingga akhir tahun ini. Perusahaan memperkirakan akan menjalani masa terburuk hingga Juli 2020 dan dalam skenario paling buruk diperkirakan tak akan mengangkut penerbangan haji tahun ini.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen perusahaan menyebutkan periode Mei-Juni seharusnya merupakan high season alias musim puncak bagi industri penerbangan.

Namun dengan kondisi saat ini perusahaan harus menyiapkan rencana strategis, dari sisi keuangan dan operasional perusahaan. Manajemen Garuda menegaskan arus kas atau cash flow merupakan hal yang paling penting untuk menjaga Going Concern perusahaan.

8. Untung Ada Kebijakan Biodiesel, Jadi Tumpuan Emiten CPO

Emiten di sektor perkebunan kelapa sawit meminta pemerintah tetap konsisten dengan kebijakan membolehkan operasional di sektor ini untuk memasok bahan pangan dan energi guna bertahan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

Selain itu, emiten sawit juga bertumpu pada kebijakan pemerintah yakni implementasi biodiesel 30%. Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Santosa mengatakan, kedua insentif tersebut dapat memungkinkan produsen tetap bertahan di tengah penurunan permintaan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Hal ini karena sejumlah negara sudah menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown). Alhasil, kondisi ini menyebabkan harga CPO masih akan tertekan dan bisa menurun tajam. "Untuk kondisi pandemi ini kami perlukan konsistensi pemerintah dalam komitmen B-30, karena kalau sampai goyah maka pertahanan kita akan (GA)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]