Pengamat Militer: Indonesia Butuh Minimal 10 Kapal Selam


Rabu,28 April 2021 - 11:10:25 WIB
Pengamat Militer: Indonesia Butuh Minimal 10 Kapal Selam sumber foto cnnindonesia.com

Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Beni Sukadis mengatakan Indonesia butuh 10 kapal selam untuk menjaga wilayah perairannya. Sejauh ini, Indonesia baru memiliki 5 kapal selam dan tinggal 4 usai KRI Nanggala-402 tenggelam.

Dilansir dari laman cnnindonesia.com, kapal selam yang dimiliki Indonesia antara lain KRI Cakra 401, KRI Nagapasa 402, KRI Ardadedali 404, dan KRI Alugoro 405. "Minimal yang kita butuhkan adalah 10, ya. Antara 10 sampai 12," kata Beni saat dibubungi CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon, Selasa (27/4).

Beni menjelaskan bahwa kapal selam bisa mengawasi kawasan yang tidak bisa dijangkau oleh kapal patroli. Beni mencontohkan sepeti laut lepas dalam 300 mil Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Setidaknya terdapat tiga wilayah periaran yang mesti diawasi. Wilayah tersebut antara lain, perairan sekitar laut China Selatan atau Natuna Utara, Laut Hulu yang berbatasan dengan Filipina, dan sekitar kepulauan Maluku atau utara pulau Papua. "Itu wilayah-wilayah yang mungkin perlu kita kawal dengan keberadaan kapal selam," tuturnya.

Kapal selam yang ada juga tidak harus selalu melakukan pengawasan. Ada armada yang dikerahkan untuk patroli, ada yang disiapkan untuk peranng, dan ada pula yang diistirahatkan atau menjalani perawatan. Dengan begitu, kuantitas menjadi penting. "Sehingga kalau dari 10 berarti 3 atau 4 yang patroli di wilayah-wilayah tadi," jelas Beni.

Beni menyarankan pemerintah untuk membeli kapal selam dalam kondisi baru. Bukan bekas. Saran tersebut juga berlaku jika pemerintah ingin belanja alutsista jenis lainnya. "Karena kita nggak bisa mengandalkan kalo bekas. Terlepas itu bekas 5 tahun. Cuma kalo yang bekas, saya enggak yakin," katanya.

Diketahui, saat ini pemerintah Indonesia juga belum memiliki submarine rescue ship atau kapal penyelamatan untuk kapal selam. Mengenai hal itu, Asisten Perencanaan, Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena KSAL), Laksamana Muda TNI Muhammad Ali mengaku sudah membicarakannya dengan pihak terkait.

"Masalah kapal rescue, ini berhubungan dengan jabatan saya sebagai Asrena. Kapal rescue kita (pengadaannya) sudah diprogramkan dengan Bappenas dengan Kemhan," ujar Ali di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4).

Pengadaan itu telah masuk dalam rencana strategis (renstra) TNI AL yang akan diajukan ke Kementerian Pertahanan. Pihaknya mengajukan pengadaan satu unit kapal rescue. "Dalam renstra ini satu kapal rescue," kata Ali. (GA)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]