Erick Thohir Ingin Bank Syariah Indonesia Jadi Jejak Indonesia di Berbagai Negara


Selasa,21 September 2021 - 14:51:49 WIB
Erick Thohir Ingin Bank Syariah Indonesia Jadi Jejak Indonesia di Berbagai Negara sumber foto merdeka.com

Menteri BUMN, Erick Thohir menginginkan dalam 5 tahun ke depan Bank Syariah Indonesia (BSI) bisa menjadi footprint (jejak) Indonesia di berbagai negara. "Kita ingin juga dalam 5 tahun ke depan, Bank Syariah Indonesia bisa menjadi footprint Indonesia di berbagai negara, seperti Arab Saudi, ataupun beberapa negara seperti Uni Emirat Arab.

Dilansir dari laman merdeka.com, supaya kita juga secara global memiliki bank syariah," ujar Erick Thohir dalam peresmian pabrik baja PT Krakatau Steel (persero) Tbk secara virtual di Jakarta, Selasa (21/9).

Menurut Erick Thohir, transformasi yang sudah terjadi di Bank Syariah Indonesia merupakan penggabungan dari tiga bank Himbara yakni Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Mandiri Syariah, dan Bank BNI Syariah.

"Alhamdulillah di bawah kepemimpinan bapak Presiden RI Joko Widodo, Indonesia memiliki bank syariah yang masuk 10 besar dari bank di Indonesia," kata Erick Thohir.

Dia menambahkan dari laporan yang ditelusuri, pertumbuhan pendanaan syariah performanya saat ini lebih baik daripada bank konvensional. "Ini juga meyakinkan bagaimana BSI juga bisa bermanfaat sebagai alternatif keuangan syariah untuk masyarakat Indonesia yang membutuhkan," ujar Erick Thohir.

Sebelumnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) meraup laba bersih sebesar Rp1,48 triliun sepanjang semester I-2021. Perolehan laba ini naik 34,29 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

"Laba bersih BSI tumbuh 34,29 persen (yoy) menjadi R 1,48 triliun di Juni 2021," kata Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (30/7).

Selain itu, BSI juga berhasil menaikkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya ROE (Return on Equity) dari 11,69 persen Juni 2020 menjadi 13,84 persen per Juni 2021.

Aset BSI

Selama setengah tahun ini, aset BSI juga tumbuh 15,16 persen (yoy) menjadi Rp247,3 triliun dari sebelumnya Rp214,75 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tetap tumbuh 16,03 persen menjadi Rp216,4 triliun dari sebelumnya Rp186,5 triliun.

Pertumbuhan tersebut didominasi oleh peningkatan dana murah melalui layanan jasa keuangan giro dan tabungan yang sebesar 54,81 persen dari total DPK. Hal itu menurunkan biaya dana atau cost of fund dari 2,78 persen pada semester I 2020 menjadi 2,14 persen pada paruh pertama tahun ini.

cahyo menjelaskan pertumbuhan DPK meningkat karena tingkat kepercayaan masyarakat ikut naik setelah merger bank syariah milik negara. Salah satu produk tabungan yang tumbuh signifikan yakni tabungan wadiah. Tumbuh hingga 25,71 persen dengan nilai mencapai Rp30 triliun. "Tabungan wadiah ini tabungan yang tanpa bagi hasil. Angkanya sampai Rp 30 triliun, ini bentuk kepercayaan masyarakat kepada BSI," kata dia. (GA)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]