Soal Impor Jeroan, Ini Respons Mentan


Sabtu,16 Juli 2016 - 11:22:03 WIB
Soal Impor Jeroan, Ini Respons Mentan Jeroan sapi.

Pemerintah membuka impor jeroan sapi. Sejumlah pihak pun mempertanyakan kebijakan yang sebelumnya dilarang ini.

Di sela-sela kunjungan kerjanya ke Jawa Timur, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pun menjelaskankebijakan ini adalah bagian dari rencana pemerintah untuk menekan harga daging, dengan melakukan intervensi pasar sehingga nantinya terbentuk suatu struktur pasar yang sehat.

Saat ini tersedia berbagai opsi pada masyarakat. Mulai dari daging sapi segar lokal yang harganya berkisar Rp 120.000-140.000, daging sapi beku seharga Rp 80.000-100.000, hingga jeroan sapi yang menjadi opsi sumber protein di masyarakat.

"Iya benar, beri pilihan pada rakyat ini semua. Pilih yang mana saja. Saya tidak akan impor jika tidak dibeli orang. Pengusaha kan tidak bodoh, mana mungkin mau impor jika tidak laku," ucap Amran di Surabaya, Jumat malam (15/7/2016).

"Ini sapi Australia. Ada dua. Ini (sapi pertama) masuk ke indonesia dalam bentuk bakalan. Dia bawa perutnya kan? Kan hidup-hidup nih. Dia bawa empedunya masuk. Ini tinggal di Australia. Ini masuk, empat bulan baru kita potong. Umurnya 3-4 tahun. Ini (sapi kedua) dipotong di Australia. Ambil jeroannya, masuk. Apa bedanya?," tambahnya.

Ia pun berujar, impor jeroan saat ini adalah bagian dari rencana jangka pendek untuk menstabilkan harga daging dan memenuhi sumber protein masyarakat. Amran mengatakan jumlah jeroan yang diimpor tidak lebih besar dari jumlah impor daging sapi beku. 

Namun ia menolak untuk mengatakan jumlah persis jeroan yang diimpor. "Kecil sekali, maksimal 10 persen. Bisa-bisa 2%. Tapi secondary cut aku guyur ke pasar, sampai harga bisa masyarakat nikmati. Kalau jeroan nggak usah bahas, kecil sekali," pungkasnya dilansir detik.com.(*)

Parl-3180


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]