Menanti Sikap Politik Prabowo : Oposisi, di Bawah Jokowi, atau Mitra Sebanding?


Kamis,10 Oktober 2019 - 09:24:46 WIB
Menanti Sikap Politik Prabowo : Oposisi, di Bawah Jokowi, atau Mitra Sebanding? bisnis.com

Menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI hasil pilpres 2019, sikap politik Prabowo Subianto menjadi penentu akan kemana Garuda, lambang Partai Gerindra, akan menoleh selama lima tahun ke depan.

Dilansir berita laman bisnis.com, apakah Prabowo akan menegaskan tetap menjadi oposisi atau membiarkan ada kader Gerindra yang menjadi bawahan Jokowi di kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin atau ada opsi ketiga yang memungkinkan Prabowo dan Jokowi menjadi mitra yang sebanding? Jawaban atas pertanyaan itu tampaknya masih harus ditunggu dari pidato politik Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra ini dikabarkan akan menyampaikan sikap politik partai berlambang burung garuda itu dalam Rapat Kerja Nasional pada 17 Oktober 2019. 

"Sikap resmi Pak Prabowo apakah kami akan menjadi mitra kritis atau menjadi mitra internal pemerintahan akan diputuskan sekitar 17 Oktober mendatang," kata juru bicara Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Dahnil mengatakan Prabowo sudah meminta dilaksanakan Rakernas pada 15-17 Oktober 2019 di Hambalang, Bogor.

Menurut Dahnil, sebelum Rakernas, Prabowo sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra akan mendengarkan masukan dari pimpinan partai dari seluruh wilayah di Indonesia.

"Tempatnya di Hambalang, nanti Pak Prabowo akan menyampaikan kepada publik sikap politik beliau dan sikap politik Gerindra," ujar Dahnil.

Dahnil menjelaskan, Prabowo akan memanggil dan mengundang Pimpinan DPD Partai Gerindra di seluruh Indonesia untuk mendengarkan masukan terkait sikap politik partai tersebut kedepan.

Pamor Prabowo

Sikap politik Prabowo dinilai akan menentukan pamor politik yang bersangkutan di masa depan. Pengamat Politik, Ireng Maulana mengatakan saat ini Prabowo masih diperhitungkan sebagai salah satu pusaran kekuatan politik arus utama.

Jika Prabowo masuk dalam kabinet Joko Widodo maka hal itu akan menimbulkan penolakan dari pendukungnya yang sudah terlanjur loyal. Lebih dari itu akan lahir citra negatif bahwa mantan jenderal tersebut lebih mengedepankan pragmatisme dalam berpolitik.

“Apabila kepentingan untuk mendukung pemerintahan Jokowi direpresentasikan dengan menempati jabatan tertentu, maka mungkin akan lebih elegan jika Prabowo mau mewakafkan dirinya masuk dalam jajaran Dewan Pertimbangan Presiden sehingga pikiran-pikiran dan keberpihakannya terhadap kemajuan negara akan lebih langsung memperkuat gerak langkah kepemimpinan Jokowi,” kata Ireng.

Pada peran ini, lanjutnya, Prabowo lebih bisa memperlihatkan kelasnya sebagai tokoh. Publik, katanya, ingin menyaksikan kolaborasi yang konstruktif dan setara dari Jokowi dan Prabowo.

Sebagaimana diketahui, menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, beredar kabar yang mengatakan bahwa kubu Gerindra bakal masuk dalam kabiner mendatang. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa tawaran tersebut akan diambil, termasuk jabatan Menteri Pertanian jika konsep ketahanan pangan yang ditawarkan oleh Prabowo dapat diterima oleh Jokowi. (GA)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]