Erick akan Rombak Direksi BUMN, KRAS & Jiwasraya Jadi Fokus


Jumat,01 November 2019 - 10:32:25 WIB
Erick akan Rombak Direksi BUMN, KRAS & Jiwasraya Jadi Fokus sumber foto cnbcindonesia.com

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir akan mengambil langkah tegas dan mengevaluasi semua direksi perusahaan plat merah. Pendiri Mahaka Media ini sudah meminta semua direksi BUMN untuk membuat rencana kerja dalam 5 tahun ke depan.

Dilansir berita laman cnbcindonesia.com, "pasti [dievaluasi]. Saya sudah minta semua direksi BUMN membuat rencana kerja 5 tahun yang akan kita review secara profesional. Di situ kita lihat juga strategi dan bisnis modelnya," kata Erick di Jakarta, saat menghadiri rapat bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Rabu (30/10/2019).

Meskipun menyuratkan akan ada perombakan direksi perusahaan BUMN, Erick menegaskan peluang tersebut tetap memperhatikan prinsip profesionalisme.

"Bisa saja [dirombak]. Enggak [secara masif]. Kalau yang sudah bagus ya kenapa harus diubah, tetapi kan ini bagian dari profesionalisme," tegasnya.

Hingga saat ini Erick menegaskan evaluasi masih terus berjalan mengingat dirinya baru menjabat 5 hari. "Belum, baru 5 hari [kerja]. Masya Allah," katanya.

Erick Thohir menjabat Menteri BUMN periode 2019-2024 setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Rabu pekan lalu, 23 Oktober 2019, bersama dengan jajaran Kabinet Indonesia Maju. Erick didampingi dua Wakil Menteri BUMN yakni Kartika Wirjoatmodjo dan Budi Gunadi Sadikin yang juga dilantik Jokowi pada Jumat pekan lalu, 25 Oktober.

Erick juga sedang mengatur masalah struktur birokrasi pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian BUMN, terkait pidato Presiden Joko Widodo untuk merampingkan eselonisasi.

"Sebenarnya satu itu [masalah jumlah eselon di Kementerian BUMN], tapi kan skala prioritas kita Krakatau Steel (PT Krakatau Steel Tbk/KRAS) dan Jiwasraya dan lain-lain jauh lebih besar," kata Erick usai Rakor dengan Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi, di Jakarta, Rabu (30/10/2019).

"Bukan berarti kita tidak akan mengikuti saran Presiden [Jokowi], kita tetap lakukan, sedang pelajari. Oke," tegas pendiri Mahaka Media ini.

Langkah Erick fokus pada masalah Krakatau Steel dan Jiwasraya harus dilakukan karena kondisi perusahaan tersebut sedang mengalami kesulitan likuiditas.

Adapun KRAS didera kerugian selama 7 tahun berturut-turut, utang menggunung, isu PHK massal, hingga mundurnya komisaris independen belum lama ini.

Berdasarkan laporan keuangan KRAS 2018, tercatat utang KRAS mencapai US$ 2,49 miliar atau setara Rp 35 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$), naik 10,45% dibandingkan 2017 sebesar US$ 2,26 miliar.

Pada tahun 2018, KRAS mencatatkan rugi mencatatkan rugi bersih senilai US$ 74,82 juta atau Rp 1,05 triliun (kurs Rp 14.000). Saldo kerugian selama bertahun-tahun menumpuk menjadi US$ 821,4 juta atau Rp 11,49 triliun. Hal ini otomatis menyebabkan terjadi defesiensi (pengurangan) modal selama bertahun-tahun.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga menaruh perhatian pada nasib Krakatau Steel. Orang nomor satu di Indonesia ini pun meminta Menteri Perindustrian Agus Gumiwang untuk mencari cara agar perusahaan baja tersebut mampu berkompetisi di pasar.

Hal tersebut terungkap saat Agus Gumiwang menanggapi pertanyaan awak media yang menanyakan upaya menyelamatkan industri baja dan Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) nasional yang mengalami tekanan.

"Baja akan segera kita lihat, pelajari, paling tidak saya [pelajari] karena memang arahan dari Bapak Presiden, Krakatau Steel diberi perhatian agar mereka bisa berkompetisi di market," kata Agus, Senin (28/10/2019).

Menurut data BPS 2018, impor baja lapis sampai Juli 2019 tercatat sebesar 864.000 ton, yang mana pada bulan Juli 2019 terjadi peningkatan importasi yang signifikan sebesar 125.000 ton, mayoritas berasal dari Vietnam sebesar 18.000 ton.

Sementara itu, Jiwasraya memang tengah menghadapi masalah setelah terpaksa menunda pembayaran kewajiban polis jatuh tempo.

Problem kesulitan likuiditas menjadi alasan keterlambatan pembayaran yang disampaikan oleh perusahaan asuransi pelat merah tersebut. Keterlambatan pembayaran polis jatuh tempo terdapat di produk bancassurance.

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, ada tujuh bank yang memasarkan produk bancassurance yang diketahui bernama JS Proteksi Plan Jiwasraya, yakni PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Standard Chartered Bank, PT Bank KEB Hana Indonesia, PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), PT Bank ANZ, PT Bank QNB Indonesia dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Sebelumnya, Jiwasraya menawarkan skema roll over kepada pemegang polis yang pembayaran klaimnya ditunda. Produk JS Saving Plan yang ditunggak mencapai Rp 805 miliar.

Sebelumnya Kementerian BUMN meminta pemegang polis Jiwasraya yang pembayaran klaim asuransinya tertunda untuk sabar. Pasalnya, pemerintah selaku pemegang saham perseroan tengah mencari solusi penyehatan keuangan perusahaan. (GA)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]