Kasus pembobolan digital perbankan semakin banyak terjadi. Dalam teknologi ada dua komponen yang menjadi hal utama, yakni elemen teknis dan elemen manusia sebagai pengguna.
Dilansir dari laman economy.okezone.com, Head Strategy Transformation & Digital Office Maybank Indonesia Michel Hamilton mengatakan saat ini beragam cara pelaku hacker bisa mendapatkan identitas hanya dengan menggunakan alat komunikasi seperti smartphone. Menariknya, modusnya ini bisa lewat pesan elektronik yang dikirimkan atau menelpon pengguna nasabah digital perbankan.
"Cyber meningkat mengatasnamakan offical Bank malware, bisa hanya lewat panggilan telepon dan bisa lewat SMS agar bisa mendapatkan data nasabah agar bisa masuk ke aplikasi digital perbankan," ujar Michel dalam webinar, Jumat (11/9/2020).
Kata dia, para pembobol ini juga bisa menghacker sim card untuk mendapatkan data nasabah. Untuk itu, pengguna harus semakin berhati-hati dalam menjaga data agar tidak bisa dibobol.
"Ada lagi caranya yang mana sekarang banyak sekali nomer nasabah untuk mentake over sim card ini, ini yang harus kita waspadai kita tidak bisa meningkatkan kemudahan masyarakat tapi kita harus menekankan prinsip kehati-hatian dan informasi digital nasabah," jelasnya.
Dia pun menambahkan saat ini sebanyak 63% masyarakat Indonesia banyak menggunakan digital perbankan melalui alat smarthone. Hal ini membuat pengguna merasa mudah dalam menggunakan transkasi pembayaran digital.
"Pengguna smartphone ini 63% ke internet dan perkembangan digital memberikan solusi yang cepat dan mengenai kebutuhan masyarakat," tandasnya. (GA)