Sering Terpajang di Rumah Makan Padang, Siapakah Sebenarnya Kakek Tua Ini?


Kamis,04 Februari 2016 - 11:14:03 WIB
Sering Terpajang di Rumah Makan Padang, Siapakah Sebenarnya Kakek Tua Ini? Foto ini sering dipajang di rumah makan padang. Dari cerita orang-orang Sumatera Barat, ia memiliki keistimewaan dan banyak pengikutnya.

Kalau masuk ke rumah makan padang atau usaha lainnya, kerap sekali kita menjumpai foto ini. Siapakah kakek tua dalam foto ini? Kenapa selalu dipajang di rumah makan? Dan benarkah, apabila memajang foto ini usaha mereka akan laris?

Saat berkunjung ke rumah makan padang, kedai, atau tempat yang pemiliknya orang Minang seringkali kita menemukan foto seorang kakek berkopiah hitam terpajang di dinding rumah makan tersebut. Barangkali Anda berpikir, bahwa si kakek ini memiliki anak atau cucu segudang yang memiliki usaha di semua profesinya.

Sebagaian pedagang menjelaskan, sebahagian besar yang memajang foto kakek tersebut, mereka adalah orang Pariaman, Sumatera Barat. Sapardi, pemilik rumah makan padang di Pekanbaru mengungkapkan, dirinya tidak memiliki hubungan apa pun kakek tua itu.

“Kami bukan keturunan dari kakek itu, kami hanya kagum ajaran yang dianut kakek itu. Sebagaian besar orang-orang percaya, siapa yang memajang foto kakek itu akan membawa keberuntungan, rezki dalam usaha mereka. Sebab, kakek tersebut dikenal keramat oleh kami,” terangnya berlogat Minang.

Dari berbagai sumber menjelaskan, nama si kakek itu adalah Syech Kiramatulla Ungku Saliah, namun lebih dikenal dengan sebutan Angku Saliah atau Ungku Saliah. Ungku Saliah merupakan ulama yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman, khususnya Kecamatan VII Koto Sei Sarik.

Ungku Saliah lahir sekitaran tahun 1887 dan merupakan penganut Mazhab Syafi’i. Nama Saliah sendiri merupakan sebuah gelar yang beliau dapati saat mempelajari ilmu tarekat dari gurunya karena beliau merupakan anak yang rajin belajar dan beribadah. Beliau memiliki murid dan pengikut yang sangat banyak.

Semasa hidupnya, dari cerita orang-orang tua dulu dan pengikutnya, Ungku memiliki keistimewaan khusus layaknya wali Allah. Bila ada yang minta obat kepada Ungku Saliah terkadang beliau hanya mengambil sembarangan apa yang tampak di depan matanya. Seperti misalnya daun, rumput, batu atau yang lainnya. Ajaibnya benda-benda yang diambilnya mujarab jadi alat penyembuh.

Cerita lain yang beredar adalah soal kehebatan Angku dalam memecah raga. Ungku disebut-sebut bisa menghadiri acara beberapa tempat yang berbeda di waktu yang bersamaan. Dan cerita yang paling dikenang oleh orang-orang tua adalah beliau pernah melempar batu kerikil saat air bah datang di sebuah kampung, air bah tersebut berbelok arah dan tidak jadi mengenai kampung.

Ungku Saliah wafat 3 Agustus 1974 di Sungai Sariak, Pariaman. Makamnya dibuat gobah yang sampai sekarang tetap dikunjungi oleh para penziarah. Para pengagum dan orang-orang yang mengetahui cerita serta seluk beluk beliau pun ikut mengkramatkan foto beliau. Fotonya pun sering dijadikan ‘jimat pelaris’ dagangan.

Berbeda dengan Jamari, pedagang rumah makan padang di Jalan Imam Munandar. Menurutnya, ia hanya sekadar memajang foto kakek tersebut di rumah makannya. Soal laris atau tidaknya saya tetap menyerahkan kepada Tuhan. Karena yang mengatur rezeki hanya Tuhan.

“Kalau saya ikut-ikutan pasang foto kakek ini saja. Dan saya tidak tahu persis dan pastinya apakah bisa membuat dagangan kami laris atau tidak,” tegasnya.

Kemudian, lain lagi yang disampaikan Fardodi. Di warungnya sejak berdiri sudah memajang foto kakek tersebut. Ia ber alasan memajang foto Ungku Saliah adalah identitas sebagai perantau orang Pariaman dan pengangum dari Ungku itu sendiri.

Terlepas dari orang-orang yang memajang fotonya berharap dapat pelaris, menghormati Ungku Saliah dengan mengamalkan ajarannya jauh lebih baik bukan?(*)

Parl-3180


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]