Daya Tahan Ritel Teknologi di Era Pandemi


Rabu,05 Januari 2022 - 17:07:05 WIB
Daya Tahan Ritel Teknologi di Era Pandemi sumber foto detik.com

Pandemi COVID-19 telah memukul perekonomian Indonesia. Adaptasi menjadi kunci bagi industri ritel khususnya teknologi di sepanjang tahun 2021. Hampir semua sektor industri terkena dampak langsung dari Pandemi COVID-19. Hanya sektor kesehatan yang duluan bangkit dan bisa untung, karena memang kebutuhan terhadap produk kesehatan dan layanan kesehatan meningkat tinggi karena pandemi.

Dilansir dari laman detik.com. Namun industri ritel modern mengalami penyusutan kinerja di tahun pertama COVID-19 melanda Indonesia di tahun 2020. Pada dasarnya industri ritel adalah sebuah bisnis pelayanan. Agar dapat bertahan, mereka harus memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggannya.

Tantangan di Era Pandemi

Tantangannya adalah bagaimana memberikan pelayanan terbaik ketika konsumen harus diam di rumah. Bagaimana industri ritel harus menjangkau mereka, menembus pembatasan sosial. Para peritel modern yang masih menggunakan metode konvensional akan menjumpai tantangan berat. Di era teknologi seperti saat ini, transformasi pola bisnis menjadi digital adalah strategi bertahan terbaik di tahun 2021.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada 23 Agustus 2021 menyampaikan laporan pertumbuhan ekonomi untuk kuartal II/2021. Dia mengatakan, sektor ekonomi yang memiliki tingkat teknologi tinggi, mampu bertahan pada masa pandemi. Beberapa sektor itu adalah kimia, farmasi, obat tradisional, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta informasi dan komunikasi. Yang disebut terakhir tentu terkait dengan ritel teknologi.

"Di sini back-up inovasi dan teknologinya menjadi penting dan sektornya sudah sangat jelas. Terbukti dari sektor-sektor yang resilience," katanya dalam keterangan media. Hal senada muncul dalam laporan Fortinet bersama Frost & Sullivan bertajuk From Survival to Success: Learning, Adapting and Growing in The New Normal. Dalam laporan itu disebutkan, ekonomi digital Indonesia tumbuh 11 persen selama pandemi.

Semua aspek bisnis dengan cepat berpindah dari fisik ke digital. Perpindahan ini tentu belum sempurna, karena 'dipaksa' oleh situasi pandemi. Ada dinamika yang bermunculan mulai dari keamanan siber dan data pribadi konsumen. Namun, sekali lagi itu adalah sebuah proses adaptasi yang tentu butuh waktu.

Strategi Ritel Teknologi

Ritel teknologi di Indonesia adalah contoh bagaimana proses adaptasi itu terjadi. Ada sejumlah strategi yang dilakukan agar dapat bertahan dan bangkit di era pandemi. Pasar gadget di Indonesia sangat terpukul pada tahun pertama pandemi COVID-19. Selain drama krisis pasokan chip yang menghambat produksi gadget global, di Indonesia juga toko-toko gadget banyak yang tutup lantaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat itu.

Namun kondisi berangsur membaik memasuki tahun 2021. Vaksinasi COVID-19 dimulai, dan aneka protokol kesehatan digelar agar masyarakat bisa beraktivitas kembali. Salah satu yang bertahan dan bangkit dengan strategi baru itu adalah Erajaya. Ritel teknologi besar di Indonesia ini juga beradaptasi dengan kebiasaan baru. Meskipun berjualan perangkat teknologi, toko ritel offline jadi ujung tombak mereka.

Hal itulah yang berubah banyak di tahun 2021. Pandemi membuat Erajaya berjualan HP secara online dan mobile shopping. Selain itu, untuk mempercepat perluasan jaringan ritel, Erajaya memakai strategi offline dengan melakukan kemitraan toko HP Erafone.

Strategi dan pola kemitraan di Erafone ini yang kemudian menjadi jurus andalan. Mengapa kemitraan? Erafone dalam situs resmi kemitraan mereka, mengatakan bisnis kemitraan memberikan berbagai keuntungan dan peluang. Data dari kemitraan.erafone.com, Erafone mengklaim potensi pasar sebesar Rp 97,3 triliun. Ceruk pasar terbesar ada di Jabodetabek dengan 46%, Sumatera (16%), Jawa Barat (9%), Jawa Timur (9%), Jawa Tengah (7%), Sulawesi (6%), Kalimantan (5%), Bali dan Mataram (2%)

Jaringan menjadi kekuatan yang ditawarkan Erafone untuk kemitraan mereka. Mulai dari jaringan toko, rekanan brand produsen gadget yang melimpah, rekanan operator seluler, rekanan bank dan layanan pembiayaan.

Tentu semua orang berharap pandemi berakhir. Namun, pola bisnis baru yang sukses di masa New Normal, termasuk dalam ritel teknologi lewat hibrida online shopping dan offline lewat kemitraan, niscaya akan terus berlanjut menjadi strategi bisnis yang mantap menuju tahun 2022. (RF)


 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]