Rupiah Melemah 0,01 Persen Sepanjang Januari, BI Ungkap Penyebabnya


Jumat,21 Januari 2022 - 16:31:06 WIB
Rupiah Melemah 0,01 Persen Sepanjang Januari, BI Ungkap Penyebabnya sumber foto liputan6.com

Nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir khususnya pada 20 Januari 2022 melemah 0,77 persen dan secara rata-rata Rupiah melemah 0,01 persen sepanjang Januari 2022. Hal ini disebabkan terbatasnya aliran modal asing masuk ke dalam negeri.

Dilansir dari laman liputan6.com. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut, perkembangan nilai tukar Rupiah disebabkan oleh aliran masuk modal asing yang masih terbatas di tengah terjaganya pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian dalam negeri.

Meski begitu, Perry memastikan Depresiasi Rupiah masih lebih baik dibandingkan mata uang sejumlah negara berkembang lainnya. "Depresiasi Rupiah tersebut relatif lebih rendah dibandingkan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina (0,98 persen ytd) dan Rusia (2,89 persen ytd)," kata Perry dalam konferensi pers, Senin (20/1).

Ke depan, BI memproyeksi kinerja nilai tukar Rupiah akan tetap terjaga didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, meski di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut. “Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar,” pungkas dia.

Kurs Rupiah Menguat Jelang Pengumuman Suku Bunga Acuan BI

Pada hari ini, nilai tukar rupiah menguat. Penguatan rupiah jelang pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada siang nanti. Kurs rupiah bergerak menguat 22 poin atau 0,16 persen ke posisi 14.342 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.364 per dolar AS.

"Pasar akan menunggu hasil dari RDG yang akan diumumkan hari ini, terutama sinyal yang akan diberikan oleh BI terkait kebijakan moneter ke depan menyikapi kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate yang lebih cepat dan pengaruhnya terhadap volatilitas nilai tukar rupiah dan pergerakan imbal hasil SBN," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya dikutip dari Antara, Kamis (20/1/2022).

Dolar AS sendiri terlihat menurun di tengah momentum penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah mencapai level tertinggi dalam dua tahun untuk obligasi bertenor 2 tahun dan obligasi bertenor 10 tahun.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun sempat menyentuh level tertinggi baru di 1,902 persen pada Rabu (19/1), tetapi terakhir turun 4 basis poin pada 1,827 persen. "Pergerakan imbal hasil US treasury juga masih menjadi faktor terbesar penggerak pasar pada hari ini kalau dari sisi globalnya," ujar Rully.

 

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]