HET Dihapus, Ekonom Khawatir Minyak Goreng Oplosan Marak


Kamis,17 Maret 2022 - 16:37:13 WIB
HET Dihapus, Ekonom Khawatir Minyak Goreng Oplosan Marak sumber foto cnnindonesia.com

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah melihat kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng curah Rp14 ribu berpotensi memunculkan minyak goreng oplosan. Pasalnya, oknum nakal mendapat insentif besar mengingat perbedaan harga kedua jenis minyak cukup jauh. Jika mengikuti pasar, minyak goreng kemasan saat ini dibanderol bervariasi dari Rp20 ribu-Rp26 ribu per liter.

Dilansir dari laman cnnindonesia.com. "Oplosan pasti ada kemungkinan karena HET kan Rp14 ribu, harga jual mahal bisa Rp20 ribuan, jadinya ada margin (untung) Rp6.000 per liter," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/3). Oleh karena itu, ia menilai pemerintah harus memperketat pengawasan agar tak terjadi penyelewengan. Pengawasan itu tidak cukup dilakukan oleh Kementerian Perdagngan (Kemendag).

Ia juga mendesak Kemendag bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian untuk merilis daftar nama perusahaan atau merek minyak goreng yang sudah mengantongi izin. Tujuannya, agar masyarakat bisa tahu minyak goreng merek apa saja yang aman dibeli. Ia menyebut Kemendag juga harus melibatkan Perum Bulog karena BUMN pangan tersebut memiliki pengalaman distribusi bahan makanan pokok yang luas di seluruh Indonesia. 

Tak hanya hilirnya atau pasar saja yang harus diawasi, Rusli mengatakan di hulu atau produsennya juga mesti dipantau ketat. Hal tersebut dikarenakan produsen minyak goreng bisa mengklaim dana subsidi minyak kelapa sawit curah ke Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

"Jangan sampai ada yang main curang tiba-tiba produksi 5 ton malah lapornya 6 ton-10 ton. Hal ini pemerintah harus memastikan produksi minyak goreng yang selama ini ada," kata dia. Sepaham, Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menilai mungkin saja bakal beredar minyak oplos dalam kemasan karena lebarnya disparitas antara minyak curah dengan yang dikemas.

Ia menduga bisa saja minyak oplos dibanderol di harga tengah-tengah, tidak lebih mahal dari harga minyak kemasan asli dan lebih tinggi dari harga minyak curah. Selain itu, ia juga melihat potensi terjadi kelangkaan minyak goreng murah seperti yang melanda minyak goreng kemasan sebelumnya karena terjadi pembelian berlebih atau penumpukan.

Kekhawatiran itu muncul karena hingga kini masalah distribusi belum berhasil ditangani pemerintah, sehingga ia menilai apa pun kebijakannya rawan terjadi penyalahgunaan. "Dikhawatirkan ada kelangkaan di minyak goreng curah, ini salah satu konsekuensi kalau tidak ada perbaikan pemantauan dan distribusinya," pungkasnya. (RF)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]