Kenaikan harga BBM membuat sebagian orang kesusahan. Alhasil berupaya menghemat bahan bakar dengan berbagai cara. Salah satu cara yang dilakukan, yaitu mencampur bensin beroktan rendah dengan yang lebih tinggi. Misal Pertalite dicampur dengan Pertamax, katanya mampu menghasilkan kualitas BBM yang lebih baik. Lantas, apakah hal itu benar adanya?
Dilansir dari laman Foreman Kompas.com. Nissan Bintaro Ibrohim, mengatakan pencampuran bahan bakar agar mendapatkan hasil yang bagus perlu melibatkan bahan bakar yang berkualitas. “Secara ilmiah kurang paham, hanya saja ketika bensin kualitas rendah dicampur dengan bensin kualitas tinggi, tarikan mesin menjadi lebih kencang, itu yang dirasakan,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Minggu (11/9/2022). Dia mengatakan mungkin saja pencampuran bahan bakar tersebut dapat membuat bensin dengan oktan rendah menjadi naik. Namun, bensin yang oktannya tinggi menjadi turun. Sehingga, hasil dari pencampuran tersebut ditentukan oleh kualitas bensin yang digunakan.
“Bukan berarti bensin oplosan itu lebih berkualitas ya, tapi lihat dulu bensin yang digunakan, semakin banyak bensin berkualitas yang dicampur, maka kualitas campuran bensin semakin bagus,” ucap Ibrohim. Dia mengatakan bila bensin yang dicampur lebih rendah, maka hasilnya adalah performa mesin menurun. “Jika patokannya Pertalite, dicampur Premium, maka kualitas Pertalite menjadi menurun, tapi kalau dicampur Pertamax maka kualitasnya pasti menjadi lebih baik, itu berdasarkan pengalaman saja,” ucap Ibrohim.
Jadi, menurut Ibrohim kualitas bensin campuran ditentukan oleh dominasi dari bensin yang dicampur, semakin banyak bensin yang berkualitas maka semakin bagus. Sementara itu, Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi, mengatakan kualitas dari pencampuran kedua jenis bensin tersebut perlu diteliti di laboratorium. "Belum pernah uji laboratorium terkait kualitas pencampiran Pertalite dan Pertamax, walau pun mitosnya Pertalite bisa lebih berkualitas, tapi tetap perlu pembuktian secara laboratorium," ucap Didi kepada Kompas.com, Senin (12/9/2022). Dia juga menjelaskan bila mengandalkan uji tes jalan saja itu akan menjadi tidak aurat. "Sulit, takutnya dari hasil tes jalan hanya berupa sugesti saja," ucap Didi. (iw)