Joss! Rupiah Menguat Lagi, Dekati Rp 15.500/US$


Kamis,27 Oktober 2022 - 09:21:30 WIB
Joss! Rupiah Menguat Lagi, Dekati Rp 15.500/US$ sumber foto cnbcindonesia.com

Indeks dolar Amerika Serikat (AS) anjlok, rupiah pun kembali melenggang di awal perdagangan Kamis (27/10/2022) semakin mendekati Rp 15.500/US$. Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat 0,19% ke Rp 15.540/US$ melansir data Refinitiv. Kemarin, mata uang Garuda sukses menguat 0,33%. Indeks dolar AS pada perdagangan Rabu kemarin jeblok hingga lebih dari 1% ke 109,7 yang merupakan level terendah dalam lebih dari satu bulan terakhir. Pasar kini menanti rilis data pertumbuhan Amerika Serikat malam ini. Berdasarkan hasil polling Reuters, PDB AS diprediksi akan tumbuh 2% di kuartal III-2022. Artinya, Amerika Serikat akan lepas dari resesi. PDB Amerika Serikat sebelumnya mengalami kontraksi dua kuartal beruntun, sehingga secara teknis disebut mengalami resesi.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com. Pertumbuhan yang terjadi di kuartal III-2022 tidak serta merta akan disambut baik oleh pelaku pasar. Apalagi jika pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari ekspektasi. Sebab, bank sentral AS (The Fed) akan terus agresif menaikkan suku bunga. Berdasarkan data dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 50% suku bunga The Fed berada di level 4,75% - 5% pada Februari 2023. Hal ini masih memicu volatilitas di pasar finansial global, termasuk di dalam negeri. Namun ada secercah harapan The Fed bakal mengurangi agresivitasnya. Bank sentral Kanada (Bank of Canada/BoC) kemarin kembali menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 3,75% tetapi lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 75 basis poin.

BoC menjadi bank sentral yang juga agresif dalam menaikkan suku bunga. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 6 kali kenaikan, bahkan pada Juli lalu sebesar 100 basis poin dan September 75 basis poin. Sore nanti ada bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang akan mengumumkan suku bunga. Pasar juga melihat ECB akan menaikkan suku bunga 75 basis poin, tetapi jika di bawah ekspektasi maka harapan The Fed akan mengendur akan semakin kuat. Sebelumnya Wall Street Journal (WSJ) melaporkan beberapa pejabat The Fed mulai mengisyaratkan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan segera.

"Artikel Wall Street Journal yang menyebutkan laju kenaikan suku bunga sedang dipertimbangkan oleh para pelaku pasar," kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, dikutip dari Reuters Jumat lalu. Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan bahwa The Fed harus menghindari menempatkan ekonomi AS ke dalam "penurunan paksa" dengan pengetatan yang berlebihan. Ia menambahkan bahwa The Fed mendekati titik di mana laju kenaikan suku bunga harus diperlambat. Sejak saat itu, indeks dolar AS sudah merosot 2,75%. (iv)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]