Punya Setengah Cadangan Dunia, Produsen Yakin Masa Depan Cerah Industri Nikel Indonesia


Selasa,01 November 2022 - 09:38:44 WIB
Punya Setengah Cadangan Dunia, Produsen Yakin Masa Depan Cerah Industri Nikel Indonesia sumber foto liputan6.com

Harga nikel global yang menunjukkan tren kenaikan berdampak positif terhadap harga patokan mineral (HPM) nikel di Indonesia. Perusahaan pertambangan Nikel yang beroperasi di Luwu, Sulawesi Selatan, menyatakan optimismenya terhadap masa depan nikel Indonesia dengan melihat tren ke depan. Tiga bulan terakhir, harga nikel di bursa perdagangan London Metal Exchange (LME) terus memperlihatkan tren kenaikan. Dampaknya, Harga Patokan Mineral (HPM) yang ditetapkan pemerintah berdasarkan rata-rata harga di LME tiga bulan ke belakang juga meningkat. Dibandingkan bulan September, HPM Nikel bulan ini naik US$ 0,05 per wmt.

Dilansir dari laman liputan6.com.  Saat ini, nikel merupakan salah satu sumber daya mineral yang menjadi komoditas strategis di pasar global. IEA memproyeksikan, permintaan nikel di pasar global akan terus meningkat seiring dengan penguatan tren energi baru terbarukan (EBT). Dalam laporannya di Southeast Asia Energy Outlook 2022, IEA memprediksi permintaan nikel untuk keperluan teknologi energi bersih akan berkembang pesat sampai 20 kali lipat selama periode 2020 sampai 2040. Khusus untuk kawasan Asia Tenggara, IEA memperkirakan nilai penjualan sumber daya nikel pada 2020 baru mencapai USD 15,2 miliar. Kemudian pada 2030 nilainya diproyeksikan naik dua kali lipat lebih menjadi USD 36,6 miliar, dan meningkat lagi jadi USD 40,8 miliar pada 2050.

Sejauh ini, konsumen nikel terbesar adalah negara China. Mengacu data Statista, permintaan nikel China pada tahun 2020 lalu mencapai 1,31 juta ton. Sementara permintaan nikel global yang pada tahun lalu mencapai 2,78 juta ton, seperti ditulis menurut International Nickel Study Group (INSG), diperkirakan akan meningkat menjadi 3,02 juta ton tahun ini. INSG mengatakan, peningkatan itu antara lain ditopang oleh perluasan produksi baterai global untuk memasok kendaraan listrik beberapa tahun mendatang. Lebih khusus untuk Indonesia dan Philipina yang merupakan negara produsen nikel terbesar di dunia, IEA menilai hal ini merupakan peluang besar bagi negara-negara Asia Tenggara.

Apapun kebijakan yang diterapkan Indonesia, masih menurut IEA, dengan pasokan setengah dari pertumbuhan nikel global, akan memberi pengaruh sangat signifikan terhadap rantai pasokan nikel dunia. Seperti dipahami bersama, awal tahun ini Indonesia menerapkan larangan ekspor bijih nikel. Larangan tersebut diterapkan seiring dengan pengembangan industri hilir, agar sumber daya nikel bisa diolah di dalam negeri. Larangan ini, tak pelak menjadi katalis yang mendongkrak harga nikel lebih tinggi. (IV)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]