Apple Bisa Lacak Pengguna Meski Pengaturan Lokasi iPhone Mati


Rabu,16 November 2022 - 10:40:23 WIB
Apple Bisa Lacak Pengguna Meski Pengaturan Lokasi iPhone Mati sumber foto cnnindonesia.com

Apple dilaporkan dapat melacak iPhone pengguna meski pengaturan lokasi di perangkat telah dimatikan. Apple baru-baru ini mendapatkan gugatan class action yang menuduhnya merekam aktivitas seluler pengguna tanpa persetujuan mereka dan meskipun ada jaminan privasi, sehingga melanggar Undang-Undang Privasi California. Gugatan yang dilayangkan oleh warga negara New York dan pemilik iPhone 13 Elliot Libman menuduh Apple berbohong tentang pengguna mengendalikan informasi apa yang mereka bagikan saat menggunakan aplikasi bawaan iPhone Gugatan class action mengklaim opsi perangkat seluler Apple untuk menonaktifkan berbagi analitik perangkat seperti "Izinkan Aplikasi Meminta untuk Dilacak" tidak melakukan apa pun untuk menghentikan Apple dari terus mengumpulkan data yang berkaitan dengan penjelajahan pengguna dan aktivitas yang bertujuan untuk monetisasi.

Dilansir dari laman cnnindonesia.com. "Apple mencatat, melacak, mengumpulkan, dan memonetisasi data analitik-termasuk riwayat penelusuran dan informasi aktivitas-terlepas dari perlindungan atau "pengaturan privasi" yang dilakukan konsumen untuk melindungi privasi mereka. Bahkan ketika konsumen mengikuti instruksi Apple sendiri dan mematikan "Izinkan Aplikasi untuk Melacak" dan/atau "Berbagi Analisis [Perangkat]" pada kontrol privasi mereka, Apple tetap terus merekam penggunaan aplikasi konsumen, komunikasi penelusuran aplikasi, dan informasi pribadi di app Apple miliknya, termasuk App Store, Apple Music, Apple TV, Books, dan Stocks," tulis gugatan tersebut, seperti dikutip Macrumors.
 

Gugatan tersebut juga didukung oleh laporan Gizmodo yang membahas peneliti keamanan di perusahaan perangkat lunak Mysk. Pada awal bulan ini, peneliti Tommy Mysk dan Talal Haj Bakry mengklaim telah menemukan bukti bahwa kontrol analitik dan pengaturan anti-pelacakan tidak memiliki efek yang jelas pada pengumpulan data Apple di aplikasi bawaannya. Contohnya, aplikasi App Store terus mengumpulkan data penggunaan secara real time, termasuk ketukan pengguna, aplikasi yang dicari, melihat iklan, dan berapa lama pengguna melihat aplikasi tertentu. Selain itu, Apple juga diduga dapat mengumpulkan perincian tipikal metode sidik jari perangkat, termasuk nomor ID, model perangkat, resolusi layar, bahasa keyboard yang dipasang, dan jenis koneksi internet.

Dalam contoh lain, para peneliti Mysk menyebut aplikasi Stocks atau Saham mengirimi Apple daftar saham yang ditonton pengguna, saham yang dilihat atau dicari termasuk tanda waktunya, serta catatan artikel berita yang dilihat di aplikasi. Informasi ini kemudian dikirim ke alamat web melalui transmisi terpisah dari jalur komunikasi iCloud yang biasanya digunakan untuk menyinkronkan data pengguna di seluruh perangkat. "Memilih keluar atau menonaktifkan opsi personalisasi tidak mengurangi jumlah analitik terperinci yang dikirimkan aplikasi," kata Mysk. "Saya menonaktifkan semua kemungkinan opsi, yaitu iklan yang dipersonalisasi, rekomendasi yang dipersonalisasi, dan berbagi data penggunaan dan analitik," imbuhnya.

Dilansir dari Mashabel, Mysk mengambil kesimpulan tersebut setelah melakukan pengujian menggunakan iPhone yang sudah di-jailbreak yang menjalankan iOS 14.6. Tim menemukan aktivitas iPhone serupa dengan ponsel non-jailbreak yang menjalankan iOS 16. Namun, karena enkripsi, Mysk tidak dapat menentukan dengan tepat data apa yang dikirim dari perangkat iPhonenya.

(iv)


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]