Mau Impor Gerbong atau Tidak, Tarif KRL Harusnya Sudah Naik


Kamis,02 Maret 2023 - 14:03:13 WIB
Mau Impor Gerbong atau Tidak, Tarif KRL Harusnya Sudah Naik sumber foto merdeka.com

Kereta Rel Listrik atau KRL selama ini menjadi transportasi andalan utama bagi warga Jabodetabek untuk melakukan bepergian ke manapun, termasuk dalam bekerja. Karena menjadi andalan, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sudah melakukan pemesan KRL pengganti sebanyak 16 rangkaian di tahun 2024. Rangkaian ini menggantikan 10 rangkaian yang akan pensiun di 2023. Di satu sisi, pemerintah ingin PT KCI memesan KRL Jabodetabek buatan dalam negeri yaitu dari PT INKA. Namun, PT Inka baru menyanggupi penyediaan KRL pesanan PT KCI di tahun 2025 dengan harga yang tinggi yakni sebesar Rp4 triliun

Dilansir dari laman merdeka.com. Sedangkan apabila PT KCI melakukan impor rangkaian kereta bekas Jepang hanya membutuhkan biaya Rp150 miliar.Kendati demikian, proses perizinan impor KRL bekas ternyata sangat rumit. Kementerian Perindustrian menolak usulan KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang dan tetap meminta perseroan tersebut membeli produk dalam negeri.  

Padahal, kebutuhan gerbong perlu ditambahkan segera mungkin, karena mengingat tahun depan akan ada puluhan rangkain kereta yang harus dipensiunkan. Pengamat Kebijakan Publik PH&H Public Policy Interest Group, Agus Pambagio menilai, rencana impor 10 rangkaian KRL asal Jepang oleh PT KAI Commuter Indonesia (KCI) pada tahun ini harus segera dilakukan. Hal ini untuk mencegah 200.000 penumpang KRL terlantar.

"PT KCI harus segera memesan rangkaian KRL baru atau bekas pakai sebagai pengganti. Bagaimana kalau 200.000 penumpang lebih/hari yang menumpuk?" ujarnya saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Rabu (1/2). Perlu diketahui, pada tahun 2019 KRL Jabodetabek harus dapat mengangkut 1,2 juta orang per hari dan jumlah itu sudah pernah tercapai. Namun turun drastis karena pandemi dan sekarang sudah mendekati 1.000.000 penumpang per hari. Agus mengatakan, walaupun nantinya akan ada rangkaian kereta api baru ataupun bekas, untuk kenaikan tarif KRL belum dipastikan karena keputusan kenaikan ada di pemerintah.

 

Menurutnya, tak membeli rangkaian kereta api sebenarnya tarif KRL harusnya sudah dinaikan. "Waktu itu kan sudah disetujui naiknya sekitar Rp 2000-an, nggak usah beli bekas maupun baru pun harusnya sudah naik. Tapi kan tidak dijalankan oleh pemerintah," ujar Agus kepada Merdeka.com, Rabu (1/3). Dia menilai, apabila pemerintah tidak menaikan tarif KRL, maka pemerintah harus menambah subsidi yang lebih kepada masyarakat.

"Kalau saya sebagai pengguna kadang-kadang merasa tarifnya harus naik dari tahun lalu. Kalau sekarang harus beli rangkain baru, meskipun harga kereta impor dan baru cuma beda 10 persen, ini kan nambah beban PT KCI. Sehingga pemerintah mau tidak mau nambah subsidi, kalau tidak subsidi ya tarifnya harus naik, kan cuma itu pilihannya," terang dia.

Sebelumnya, kenaikan tarif KRL Jabodetabek sudah dibahas oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang memastikan hingga 2023 tidak ada kenaikan tarif KRL. Namun, akan ada penyesuaian tarif bagi warga yang memiliki kemampuan finansial tinggi. "Kalau KRL tidak naik Insya Allah sampai 2023 tidak naik, jadi yang sudah berdasi kemampuan finansialnya tinggi mesti bayar lain," ucap Budi dalam konferensi pers akhir tahun 2022, di kantor Kementerian Perhubungan, Selasa (27/12). Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Mohamad Risal Wasal menyampaikan, pembayaran tarif KRL via kartu ini nantinya akan diterapkan lewat skema subsidi terbatas.

Risal berharap, skema baru pembayaran tarif KRL ini bisa diterapkan secepatnya. Namun, Kemenhub perlu berkolaborasi dengan Kemendagri untuk mencari data mana-mana saja penumpang yang berkategori kurang mampu. "Kalimatnya (tarif KRL) tidak naik, tapi subsidi tepat sasaran," kata dia. Risal Wasal menjelaskan penumpang dengan kategori mampu akan membayar sesuai dengan harga asli KRL. Artinya maka tarif untuk penumpang mampu bisa mencapai Rp10.000-Rp15.000.

Di sisi lain, VP Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan apabila pihaknya membeli rangkaian kereta baru diyakini akan mempengaruhi terhadap tarif KRL. "Memang sangat jauh sekali bedanya, 1:20 (beli kereta baru lebih mahal 20 kali daripada beli kereta impor bekas). Cuma kita sudah siapkan ini semua," ucap Anne di Jakarta, Selasa (28/2).

(iv)


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]