PT Indosat Tbk. bekerja sama dengan Facebook meluncurkan program Internet 1O1, sebagai bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang bertujuan untuk meningkatkan adopsi internet di Indonesia.
Dilansir berita laman bisnis.com, tidak hanya itu, kegiatan Internet 101 juga bertujuan untuk membantu pengguna internet pemula di Indonesia mendapatkan pengalaman yang optimal melalui berbagai pelatihan di cabang ritel Indosat Ooredoo dan toko-toko eksklusif, terutama di daerah pedesaan.
President Director & Chief Executive Officer Indosat Ooredoo, Ahmad Al Neama, menilai internet menjadi kebutuhan penting saat ini.
Internet memiliki kekuatan untuk membantu menemukan dan membagikan pengetahuan, memperkuat ekonomi, dan mengembangkan komunitas.
Dia berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran diantara pengguna internet pemula tentang peluang yang ditawarkan oleh internet.
“Kampanye nasional ini kan membantu memperkuat upaya inklusi digital dan mendorong orang-orang untuk menggunakan internet secara bertanggung jawab dan aman,” kata Al Neama di Jakarta, Selasa (15/10/2019).
Sementara itu, VP Global Mobile Partnership Facebook, Francisco Varela mengatakan program ini juga bertujuan agar internet yang diakses oleh masyarakat aman dan mengandung informasi yang berguna.
Dalam kerja sama tersebut Facebook akan menyiapkan materi-materi yang akan diberikan oleh pemateri dari Indosat.
“Kami senang dapat bekerja sama dengan Indosat dalam kampanye ini untuk memanfaatkan keahlian kami, sehingga kami dapat membawa lebih banyak masyarakat Indonesia ke ranah online,“ kata Varela.
Dalam Kampanye Internet 1O1, Indosat menargetkan akan menjangkau jutaan konsumen Indosat hingga 15 Oktober 2020 di seluruh Indonesia.
Indosat akan membantu konsumen untuk memberikan materi edukasi tentang internet. Konten tersebut dibuat dengan menggunakan kurikulum GSMA MISTT.
Data dari GSMA Mobile Economy Report tahun 2019 menunjukkan, penetrasi mobile internet diprediksi akan tumbuh hingga 69% pada tahun 2025, artinya ada 24 juta orang di Indonesia yang akan masuk ke ranah online.
Namun, masih ada kesenjangan digital antara penduduk di kota besar dan pedesaaan. Sekitar 45% masyarakat tinggal di area pedesaan, yang mana angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain di Asia Pasifik, dan kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan dapat membuat biaya pembangunan infrastruktur menjadi tinggi.
Riset GSMA juga menunjukkan bahwa 97% populasi di Indonesia yang tidak memiliki ponsel tinggal di area pedesaan.
Mencegah kesenjangan digital dan pemanfaatan internet membutuhkan kolaborasi dengan beragam pemangku kepentingan. (GA)