Fakta-Fakta RI Keluarkan Stimulus 3 Tanggani Virus Corona


Senin,23 Maret 2020 - 09:05:36 WIB
Fakta-Fakta RI Keluarkan Stimulus 3 Tanggani Virus Corona sumber foto economy.okezone.com

Pemerintah dan Bank Sentral Indonesia telah mengeluarkan sejumlah stimulus fiskal dan moneter untuk meningkatkan perekonomian di tengah meluasnya virus corona secara global dan nasional. Bahkan kini, Menteri Keuangan Sri Mulyani sedang menyiapkan stimulus ketiga untuk tangani virus corona di Indonesia.

Dilansir dari laman economy.okezone.com, apa itu stimulus 3? Berikut fakta-fakta yang dirangkum Okezone, Senin (23/3/2020):

1. Bukan Ekonomi, Ini Fokus Stimulus 3

Pemerintah bakal menyiapkan paket kebijakan stimulus ketiga untuk menangkal virus corona (Covid-19). Namun, kebijakan stimulus ketiga ini bukan fokus pada masalah ekonomi namun pada sektor kesehatan agar virus corona ini tidak meluas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, fokus pemerintah saat ini adalah pada sektor kesehatan agar penyebaran virus tidak meluas. Mengenai anggaran yang dibutuhkan, Sri Mulyani masih terus menghitung total kebutuhannya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Duni itu menambahkan, perhitungan kebutuhan anggaran masih terus dilakukan oelh lintas Kementerian dan Lemabaga terkait. Misalnya saja peghtiungan kebutuhan anggaran untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan.

"Stimulus ketiga, fokusnya akan di kesehatan. Berapa jumlahnya masih belum," ujarya.

2. Begini Peruntukan Stimulus 3

Rencananya, stimulus ketiga bakal digunakan untuk kebutuhan pencegahan dan penyembuhan virus corona. Misalnya untuk peningkatan kapasitas rumah sakit, kebutuhan alat pelindung diri (APD) pekerja medis, hingga peningkatan kualitas rumah sakit.

"Kalau ada belanja modal akan di shift ke sana, semua ke sektor kesehatan. Dalam bentuk baik menjaga penanganan kesehatan sekaligus stimulus, karena industri akan pick up, atau untuk daerah upgrade rumah sakit, diharapkan akan menjadi positif effect untuk daerah-daerah," kata Sri Mulyani.

Selain itu, pada stimulus ketiga ini juga akan difokuskan kepada jaringan pengamanan sosial atau Sosial Safety Network. Hanya saja, dirinya belum bisa menyebutkan skema yang yang cocok untuk stimulus ini.

"Kalau sekarang social safety net, banyak sekali opsi bisa PKH, kartu sembako, dan kalau skrg bisa saja yang kena bukan hanya 20 persen penduduk miskisn, tapi juga sektor informal. Kita akan lihat di mana data base sekyor informal dan cara membantunya harus seperti apa," kata Sri Mulyani.

3. Melengkapi Stimulus Sebelumnya

Dalam skema ini pemerintah sudah menjalankannya lewat stimulus kebijakan pertama dengan menambah dan mempercepat program bantuan sosial. Asal tahu saja, pada paket stimulus pertama, pemerintah telah menaikkan bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH) Rp50.000 dari Rp150.000 menjadi Rp20.000.

"Apakah bentuk PKH, BPNT atau cara lain. Kalu selama ini di sektor itu ada ultra mikro, KUR, PKH, BPNT, kartu indonesia pintar. Jadi artinya kalau ingin uang benar-benar masuk di kantong masyarakat, sudah ada saluran itu tadi yang akan dipakai. Jumlahnya masih dihitung karena dinamika belum dipelajari ke mana arahnya," jelas Sri Mulyani.

4. Anggaran Desa untuk Tangani Virus Corona

Kata Sri Mulyani, pemerintah daerah juga tidak bisa beralasan penanganan virus corona tidak bisa dilakukan. Karena penyaluran ke daerah dengan dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana insentif daerah akan betul-betul digunakan supaya dapat menanggulangi virus ini.

Dirinya juga sudah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri. Di mana sebelumnya sudah keluarkan Permendagri Nomor 20/2020 untuk percepatan dan revisi alokasi APBD yang anggarannya akan diprioritaskan untuk virus corona.

"Untuk transfer ke daerah, yang diminta bisa gunakan APBD-nya. Kita estimasi ada Rp17, 17 triliun untuk reprirotas penanganan Covid. Dalam hal ini dana bagi hasil termasuk cukai tembakau, dana bagi hasil SDA, dana bagi hasil SDA non migas, dana otsus, dan insentif daerah itu semua dapat dilakukan untuk penangan covid," ujarnya.

5. Realokasi Anggaran Pemerintah

Dari sisi pemerintah pusat, anggaran pada belanja barang di mana perjalanan dinas ke luar negeri dan dalam negeri ditangguhkan, serta ada instruksi kerja dari rumah, event atau work shop yang dibatalkan, semua direalokasi untuk tangani Covid. Kemudia belanja yang bukan prioritas terutama untuk belanja modal yang bisa multiyears dan belum tender mungkin untuk realokasi.

"Kita akan percepat revisi ini dari yang tadinya butuh waktu 5 hari dan harus bertemu dan jadi 2 hari dan sifatnya online. Kita estimasi ada Rp5-Rp10 triliun di dalam rangka bisa realokasi untuk dipindahkan menjadi anggaran penangan Covid, Juga dana atau anggaran yang selama dialokasikan tapi masih diblokir dan juga Kementerian PUPR yang belum tender, semua akan digunakan untuk tangani Covid-19," ujarnya. (GA)

 

Pemerintah dan Bank Sentral Indonesia telah mengeluarkan sejumlahs stimulus fiskal dan moneter untuk meningkatkan perekonomian di tengah meluasnya virus corona secara global dan nasional. Bahkan kini, Menteri Keuangan Sri Mulyani sedang menyiapkan stimulus ketiga untuk tangani virus corona di Indonesia.

 

Dilansir dari laman economy.okezone.com, apa itu stimulus 3? Berikut fakta-fakta yang dirangkum Okezone, Senin (23/3/2020):

 

1. Bukan Ekonomi, Ini Fokus Stimulus 3

Pemerintah bakal menyiapkan paket kebijakan stimulus ketiga untuk menangkal virus corona (Covid-19). Namun, kebijakan stimulus ketiga ini bukan fokus pada masalah ekonomi namun pada sektor kesehatan agar virus corona ini tidak meluas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, fokus pemerintah saat ini adalah pada sektor kesehatan agar penyebaran virus tidak meluas. Mengenai anggaran yang dibutuhkan, Sri Mulyani masih terus menghitung total kebutuhannya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Duni itu menambahkan, perhitungan kebutuhan anggaran masih terus dilakukan oelh lintas Kementerian dan Lemabaga terkait. Misalnya saja peghtiungan kebutuhan anggaran untuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan.

"Stimulus ketiga, fokusnya akan di kesehatan. Berapa jumlahnya masih belum," ujarya.

2. Begini Peruntukan Stimulus 3

Rencananya, stimulus ketiga bakal digunakan untuk kebutuhan pencegahan dan penyembuhan virus corona. Misalnya untuk peningkatan kapasitas rumah sakit, kebutuhan alat pelindung diri (APD) pekerja medis, hingga peningkatan kualitas rumah sakit.

"Kalau ada belanja modal akan di shift ke sana, semua ke sektor kesehatan. Dalam bentuk baik menjaga penanganan kesehatan sekaligus stimulus, karena industri akan pick up, atau untuk daerah upgrade rumah sakit, diharapkan akan menjadi positif effect untuk daerah-daerah," kata Sri Mulyani.

Selain itu, pada stimulus ketiga ini juga akan difokuskan kepada jaringan pengamanan sosial atau Sosial Safety Network. Hanya saja, dirinya belum bisa menyebutkan skema yang yang cocok untuk stimulus ini.

"Kalau sekarang social safety net, banyak sekali opsi bisa PKH, kartu sembako, dan kalau skrg bisa saja yang kena bukan hanya 20 persen penduduk miskisn, tapi juga sektor informal. Kita akan lihat di mana data base sekyor informal dan cara membantunya harus seperti apa," kata Sri Mulyani.

3. Melengkapi Stimulus Sebelumnya

Dalam skema ini pemerintah sudah menjalankannya lewat stimulus kebijakan pertama dengan menambah dan mempercepat program bantuan sosial. Asal tahu saja, pada paket stimulus pertama, pemerintah telah menaikkan bantuan sosial dari Program Keluarga Harapan (PKH) Rp50.000 dari Rp150.000 menjadi Rp20.000.

"Apakah bentuk PKH, BPNT atau cara lain. Kalu selama ini di sektor itu ada ultra mikro, KUR, PKH, BPNT, kartu indonesia pintar. Jadi artinya kalau ingin uang benar-benar masuk di kantong masyarakat, sudah ada saluran itu tadi yang akan dipakai. Jumlahnya masih dihitung karena dinamika belum dipelajari ke mana arahnya," jelas Sri Mulyani.

4. Anggaran Desa untuk Tangani Virus Corona

Kata Sri Mulyani, pemerintah daerah juga tidak bisa beralasan penanganan virus corona tidak bisa dilakukan. Karena penyaluran ke daerah dengan dana bagi hasil, dana alokasi umum, dana insentif daerah akan betul-betul digunakan supaya dapat menanggulangi virus ini.

Dirinya juga sudah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri. Di mana sebelumnya sudah keluarkan Permendagri Nomor 20/2020 untuk percepatan dan revisi alokasi APBD yang anggarannya akan diprioritaskan untuk virus corona.

"Untuk transfer ke daerah, yang diminta bisa gunakan APBD-nya. Kita estimasi ada Rp17, 17 triliun untuk reprirotas penanganan Covid. Dalam hal ini dana bagi hasil termasuk cukai tembakau, dana bagi hasil SDA, dana bagi hasil SDA non migas, dana otsus, dan insentif daerah itu semua dapat dilakukan untuk penangan covid," ujarnya.

5. Realokasi Anggaran Pemerintah

Dari sisi pemerintah pusat, anggaran pada belanja barang di mana perjalanan dinas ke luar negeri dan dalam negeri ditangguhkan, serta ada instruksi kerja dari rumah, event atau work shop yang dibatalkan, semua direalokasi untuk tangani Covid. Kemudia belanja yang bukan prioritas terutama untuk belanja modal yang bisa multiyears dan belum tender mungkin untuk realokasi.

"Kita akan percepat revisi ini dari yang tadinya butuh waktu 5 hari dan harus bertemu dan jadi 2 hari dan sifatnya online. Kita estimasi ada Rp5-Rp10 triliun di dalam rangka bisa realokasi untuk dipindahkan menjadi anggaran penangan Covid, Juga dana atau anggaran yang selama dialokasikan tapi masih diblokir dan juga Kementerian PUPR yang belum tender, semua akan digunakan untuk tangani Covid-19," ujarnya. (GA)

 

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]