Fed Diramal Naikkan Suku Bunga 3 Kali di 2022, Rupiah Sehat?


Kamis,11 November 2021 - 16:11:54 WIB
Fed Diramal Naikkan Suku Bunga 3 Kali di 2022, Rupiah Sehat? sumber foto cnbcindonesia.com

Sempat merosot melewati Rp 14.300/US$, rupiah sukses memangkas pelemahan melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (11/11). Ekspektasi bank sentral AS (The Fed) yang akan menaikkan suku bunga di tahun depan membuat dolar AS melesat dan rupiah tertekan.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com. Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,25% ke Rp 14.285/US$. Depresiasi rupiah kemudian membengkak hingga hingga 0,39% ke Rp 14.305/US$. Level tersebut menjadi yang terlemah hari ini, setelahnya rupiah sukses memangkas pelemahan.

Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 14.260/US$ melemah 0,07% di pasar spotIndeks dolar AS hingga 1% ke 94,868 kemarin dan berada di level tertinggi sejak Juli tahun lalu, membuat rupiah terpuruk di awal perdagangan hari ini. Tingginya inflasi di AS menjadi penyebab penguatan tajam dolar AS.

Departemen Tenaga Kerja AS kemarin malam melaporkan inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) bulan Oktober melesat 6,2% year-on-year (YoY), menjadi kenaikan terbesar sejak Desember 1990. Sementara inflasi CPI inti yang tidak memasukkan sektor makanan dan energi dalam perhitungan tumbuh 4,6%, lebih tinggi dari ekspektasi 4% dan tertinggi sejak Agustus 1991.

Tingginya inflasi di AS tersebut membuat yield obligasi AS (Treasury) tenor melesat 13 basis poin. Kenaikan yield tersebut merupakan respon pelaku pasar yang mengantisipasi kemungkinan bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga lebih cepat guna meredam inflasi.

Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, yang mengatakan tingginya inflasi di AS tidak akan terus berlangsung, dan The Fed akan bertindak jika inflasi terus tinggi agar tidak terjadi seperti tahun 1970an.

"Saya memperkirakan inflasi akan melandai dan mendekati 2% yang kita anggap normal," kata Yellen pada National Publik Radio, sebagaimana dilansir Kitco"Tingginya inflasi di 1970 tidak akan terjadi saat ini, The Fed tidak akan membiarkan itu terjadi," tambah Yellen.

Berdasarkan perangkat FedWatch miliki CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 43,2% The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin menjadi 0,25% - 0,5% pada bulan Juli tahun depan, dari saat ini 0% - 0,25%.

Selain itu di akhir 2022, pasar melihat ada probabilitas sebesar 31,4% suku bunga berada di 0,75%-1,00%. Artinya, pasca rilis data inflasi tersebut, pasar melihat The Fed berpeluang menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali di tahun depan. Dengan ekspektasi tersebut, kinerja rupiah yang hanya melemah 0,07% hari ini bisa dikatakan cukup baik. (RF)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]