Rupiah Menguat ke Rp14.350 di Tengah Kenaikan Kasus Omicron

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.350 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (7/1) sore. Mata uang Garuda menguat 40,5 poin atau 0,28 persen dibanding sebelumnya, yakni Rp14.391 per dolar AS.

Dilansir dari laman cnnindonenesia.com. Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di level Rp14.360 per dolar AS sore ini. Angkanya menguat dari posisi kemarin yang sebesar Rp14.396 per dolar AS.

Mata uang di Asia terlihat bergerak bervariasi. Tercatat, baht Thailand melemah 0,52 persen, ringgit Malaysia menguat 0,08 persen, won Korea Selatan melemah 0,05 persen. Kemudian, yuan China menguat 0,14 persen, peso Filipina melemah 0,33 persen, dolar Singapura menguat 0,09 persen, yen Jepang melemah 0,04 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen.

Sebaliknya, mayoritas mata uang utama di negara maju menguat. Terpantau, dolar Kanada menguat 0,03 persen, franc Swiss menguat 0,07 persen, poundsterling Inggris menguat 0,07 persen, dan euro Eropa menguat 0,1 persen. Namun, dolar Australia melemah 0,2 persen

Analis sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah enguat di tengah kenaikan kasus omicron di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa omicron tak bisa dianggap ringan. Meskipun omicron tampaknya menghasilkan penyakit yang kurang parah daripada jenis virus delta, namun tidak boleh dikategorikan sebagai ringan," kata Ibrahim dalam risetnya.

Selain itu, pasar juga masih melihat perkembangan kebijakan The Fed terkait kebijakan pengetatan moneter. Bank sentral AS itu memberikan sinyal bahwa suku bunga acuan naik 75 basis poin tahun ini. Ibrahim memprediksi rupiah bergerak fluktuatif pada Senin (10/1). Menurutnya, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp14.330-Rp14.380 per dolar AS. (RF)