Pemerintah menargetkan peralihan dari penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) ke penggunaan kendaraan listrik hingga 2030 sebesar 25 persen. "Transisi itu sedang berjalan dan saya rasa sekarang kurang lebih sudah 12 persen," kata Menteri BUMN Erick Thohir dalam acara Special Event Road to G20 By HIMPUNI, di Bogor, Selasa (25/10/2022). Untuk mencapai target tersebut, pihaknya terus mendorong untuk mempercepat ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon. "Tetapi jangan sampai kita membuat program ini akhirnya listrik untuk rakyat jadi mahal. Lalu pembangunan industri tidak kompetitif karena harga produksi naik. Nah ini yang harus kita jaga," ujarnya.
Dilansir dari laman liputan6.com. Erick mengakui jika infrastruktur pendukung seperti pengisian energi dan fasilitas masih belum masif di Indonesia. Akan tetapi ia menganggap bahwa hal tersebut bukan tantangan besar. "Sebetulnya kan kita punya kebiasaan. Mengisi ulang baterai MOBIL LISTRIK itu lebih mudah dari pada mencari Pom bensin. Bahkan pakai mobil listrik lebih hemat. Kan bisa charging di rumah, di mal atau dealer," kata dia. Namun begitu, pihaknya akan terus mendorong PLN dan Pertamina untuk memanfaatkan aset yang dimiliki. Misalnya seperti SPBU Pertamina, di pusat perbelanjaan, Kantor PLN untuk dapat menyediakan fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Sebagaimana diketahui, T20 adalah bank ilmu/ide bagi G20. Sejalan dengan peran ini, T20 menjadi wadah bagi globalthink-tank dan para ahli untuk menyajikan analisis yang komprehensif terkait diskusi yang sedang berlangsung di G20 dan menghasilkan ide-ide untuk mendukung G20 dalam menghasilkan kebijakan yang konkret dan berkelanjutan. Hasil akhir T20 dipresentasikan kepada G20 working groups, para menteri, dan pemimpin negara sebagai alternatif kebijakan, bukan rekomendasi. Adapun U20 merupakan forum bagi para pemimpin pemerintah daerah kota-kota U20, diantaranya untuk melakukan aksi terhadap iklim global dan pembangunan berkelanjutan kepada para pemimpin nasional. Kelompok ini yang bertujuan untuk membawa masalah perkotaan ke garis depan agenda G20. (Achmad Sudarno). (iv)