Breaking News: Rupiah Menguat Tajam, Tembus Rp 15.350/US$!

Nilai tukar rupiah kembali menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Senin (5/12/2022). Sebelumnya sepanjang pekan lalu rupiah sukses mencatat penguatan sebesar 1,5%. Melansir data Refintiv, rupiah membuka perdagangan dengan melesat 0,49% ke Rp 15.350/US$ di pasar spot. Sebelumnya Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah akan menguat terhadap dolar AS, asalkan gejolak pada pasar keuangan global mereda.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com. "Stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga komitmen tinggi BI terhadap rupiah pada 2023 Insyaallah menghendaki akan menguat apabila gejolak global mulai mereda,"kata Gubernur BI Perry Warjiyo saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Rabu pekan lalu. Namun, meski kondisi belum membaik rupiah mulai menguat setelah setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell, menyatakan laju kenaikan suku bunga di bulan ini.

Artinya suku bunga mungkin akan dinaikkan 50 basis poin menjadi 4,25% - 4,5%, tidak lagi 75 basis poin. Selain itu, tanda-tanda rupiah akan menguat juga terindikasi dari capital inflow yang terjadi di pasar obligasi. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), sepanjang bulan November, investor asing melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder senilai Rp 23,7 triliun. Porsi kepemilikan asing pun meningkat menjadi Rp 736,93 triliun.

Inflow tersebut menjadi yang terbesar di tahun ini. Tercatat sejak awal tahun, inflow hanya terjadi pada Februari dan Agustus saja. Tidak hanya di pasar sekunder, lelang obligasi yang dilakukan pemerintah juga kembali diminati investor asing. Jumlah penawaran dari investor asing pada lelang Surat Utang Negara (SUN), Selasa (23/11/2022) kemarin mencapai Rp 6,4 triliun. Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dibandingkan lelang sebelumnya yang tercatat Rp 3,62 triliun, dan naik tiga kali lipat dibandingkan pada lelang sebulan sebelumnya yakni 27September 2022 (Rp 1,7 triliun). Ketika investor asing mulai masuk lagi ke dalam negeri, maka rupiah tentunya semakin bertenaga.

(iv)