Membongkar Penyebab Ekonomi Global Bisa Jatuh ke Jurang Resesi di 2023


Kamis,05 Januari 2023 - 08:55:23 WIB
Membongkar Penyebab Ekonomi Global Bisa Jatuh ke Jurang Resesi di 2023 sumber foto merdeka.com

Perekonomian global melalui tahun yang sulit sepanjang 2022. Tahun lalu, sejumlah negara mengalami inflasi tinggi hingga memaksa bank sentral menaikkan suku bunga. Ini kemudian berdampak pada biaya pinjaman atau kredit yang semakin mahal. "Kemungkinan ekonomi dunia akan menghadapi resesi tahun 2023 sebagai akibat dari kenaikan suku bunga sebagai respons terhadap inflasi yang lebih tinggi," ujar Director and head of forecasting Kay Daniel Neufeld, dikutip dari CNN, Kamis (5/1).

Dilansir dari laman merdeka.com. Dia mengakui bahwa tidak semua orang setuju bahwa ekonomi global sedang menuju resesi. Namun dengan pertumbuhan yang diperkirakan akan turun lebih rendah lagi setelah perlambatan tajam pada tahun 2022, hal itu mungkin saja terjadi. Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pada bulan Oktober bahwa pertumbuhan global akan turun menjadi 2,7 persen pada tahun 2023. Tidak termasuk jika terjadi krisis keuangan global dan tahap terburuk dari pandemi. Maka itu akan menjadi tahun terlemah bagi ekonomi dunia sejak tahun 2001.

Kay menyebut, resesi global dapat disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, kebijakan bank sentral berbagai negara kebijakan suku bunga. Kedua, kebijakan China yang kembali membuka negaranya. Serta yang ketiga disebabkan tingginya harga energi. "Inilah bagaimana masing-masing variabel ini dapat menentukan tahun depan," katanya.

Disebabkan Ekonomi China

Fokus pada kondisi China. Selama hampir tiga tahun, pemerintah China telah membatasi penyebaran Covid-19 dengan karantina terpusat, pengujian massal, dan pelacakan kontak yang ketat. Sekarang, setelah protes di seluruh negeri terhadap pembatasan yang ketat, langkah-langkah ini tiba-tiba dibatalkan.

Pembukaan kembali ekonomi terbesar kedua di dunia yang akan segera terjadi dapat memacu pertumbuhan. Tapi itu juga membawa risiko. "Keadaan depresi China saat ini menunjukkan bahwa potensi peningkatannya besar. Namun, pengalaman baru-baru ini juga menunjukkan bahwa kemunduran yang signifikan biasanya terjadi ketika pembukaan terlalu dini dan sistem perawatan kesehatan kewalahan,” kata kepala penelitian ekonomi dan kebijakan Bruce Kasman.

Selanjutnya harga energi. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina terus menambah ketidakpastian perkiraan, terutama untuk negara-negara di Eropa yang telah menghentikan penggunaan energi Rusia. Namun, sejauh ini negara Eropa masih bisa menghadapi kekurangan energi. Laporan dari Badan Energi Internasional menemukan bahwa Eropa dapat menghadapi kekurangan gas alam pada tahun 2023 jika Rusia menghentikan semua ekspor gas ke wilayah tersebut dan cuaca berubah menjadi lebih dingin. "Mereka saling terkait. Salah satu alasan harga energi (lebih rendah) adalah karena China sangat lemah," kata kepala ekonom Diane Swonk.

Kekurangan Pasokan Energi Buat Harga Melejit

Namun demikian, Organization for Economic Cooperation and Development mengindikasikan proyeksi ekonomi putaran terakhirnya dapat memerlukan revisi jika kekurangan pasokan energi mendorong harga lebih tinggi, atau jika pemerintah di Eropa perlu memberlakukan penjatahan untuk menurunkan permintaan gas dan listrik pada musim dingin ini dan berikutnya. Kepala strategi investasi dan ekonomi Citi Private Bank Guillaume Menuet mengatakan resesi global tetap menjadi latar belakang yang menantang.

Pihaknya memperkirakan dunia akan mengalami pertumbuhan ekonomi paling lambat dalam 40 tahun terakhir, selain tahun 2020 dan krisis keuangan 2007-2008. Bahkan jika resesi global dapat dihindari, banyak negara masih dapat mengalami penurunan yang disertai dengan kenaikan pengangguran, meskipun para ekonom tidak sepakat tentang seberapa parah dan lama hal itu akan berlangsung.

(Iv)

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]