Mau Cepat Kaya, Tiru Resep Hemat Ala Warren Buffett


Selasa,24 Januari 2023 - 10:48:03 WIB
Mau Cepat Kaya, Tiru Resep Hemat Ala Warren Buffett sumber foto merdeka.com

Miliarder Warren Buffett dijuluki sebagai salah satu investor paling sukses. Sejak 1964 hingga 2021, perusahaannya Berkshire Hathaway menghasilkan keuntungan tahunan 20,1 persen, mengungguli imbal hasil tahunan S&P 500 sebesar 10,5 persen selama periode yang sama. Karier investasi Buffett juga menjadikannya salah satu orang terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih lebih dari USD 110 miliar atau sekitar Rp 1.658,25 triliun (kurs Rp 15.075 per USD), menurut Forbes. Namun terlepas dari kekayaannya yang sangat besar, Buffett tidak menjalani gaya hidup mewah.

Dilansir dari laman merdeka.com.  Buffet masih tinggal di rumah yang sama di Omaha yang dia beli kembali pada 1958 seharga USD 31.500. Pada era di mana banyak orang mendapat gaya hidup mewah para influencer, penting untuk diingat bahwa dalam hal membangun kekayaan, pendekatan yang membosankan seringkali adalah yang terbaik. Melansir Yahoo Finance, berikut adalah tiga pelajaran berharga dari pendekatan Buffett yang terkenal hemat terhadap uang.

1. Pelajari kebiasaan menabung

Tidak mudah untuk menyimpan uang di tengah gejolak ekonomi saat ini. Menurut data dari Federal Reserve Bank of St. Louis, tabungan pribadi orang Amerika anjlok menjadi USD 507,65 miliar pada kuartal III 2022 dari USD 4,85 triliun dari periode yang sama hanya dua tahun sebelumnya. Tabungan sekarang bahkan di bawah tingkat pra-pandemi dan hidup dari gaji ke gaji telah menjadi normal bagi banyak orang.

"Kesalahan terbesar yang dibuat orang dalam hal uang adalah Tidak mempelajari kebiasaan menabung sejak dini. Menabung adalah kebiasaan. Dan kemudian, mencoba menjadi kaya dengan cepat. Sangat mudah untuk menjadi kaya secara perlahan. Tapi tidak mudah menjadi kaya dengan cepat," kata Buffet. Dengan kata lain, ketimbang mencoba menjadi jutawan dalam semalam, lebih bijaksana untuk membiasakan diri menabung dan membangun secara perlahan tapi pasti.

2. Tidak Memakai Barang Mewah

Jika uang bukan masalah, mobil apa yang akan Anda kendarai? Mercedes, Bentley, atau mungkin kuda jingkrak dari Maranello? Merek-merek itu acap dikaitkan dengan tingkat kesejahteraan atau kekayaan seseorang. Menariknya, merek-merek itu tidak ada di garasi Buffet. Putrinya mengakui jika Buffet bukan orang yang suka mengoleksi atau membeli mobil, terlebih untuk validasi kekayaan. "Dia menyimpan mobil sampai saya memberitahu dia bahwa mobil yang dia miliki itu sangat memalukan, dan saatnya membeli mobil baru," kata putrinya dalam sebuah film dokumenter.

Ada banyak alasan mengapa Anda mungkin ingin berpikir dua kali sebelum membeli kendaraan mewah. Yang pertama adalah depresiasi. Mobil mulai kehilangan nilainya begitu Anda mengemudikannya. Menurut US News, rata-rata penyusutan untuk semua kendaraan selama lima tahun pertama adalah 49,1 persen, sedangkan merek mewah bisa kehilangan lebih banyak dari itu. Depresiasi lima tahun rata-rata untuk Mercedes S-Class adalah 67,1 persen. Untuk BMW Seri 7, ini adalah 72,6 persen.

Selain itu, biaya perawatan mobil mewah bisa lebih mahal, termasuk pajak hingga biaya perbaikan atau pemeliharaan. Namun jika Anda memang merencanakan pembelian kendaraan, tak ada salahnya melakukan investasi untuk mencapai tujuan tersebut. Harapannya, nilai investasi juga akan bertambah seiring waktu sampai Anda mencapai jumlah yang diinginkan untuk dapat membeli sebuah kendaraan.

3. Investasi

Penghematan Buffett terlihat jelas dalam gaya investasinya. Secara khusus, Buffett adalah pendukung investasi nilai atau value investing. Di mana investor membeli saham yang diperdagangkan dengan nilai lebih rendah dari nilai intrinsik maupun nilai bukunya. Rasanya tak perlu dipertanyakan ia dapat pencerahan itu dari mana. Ya, Buffet adalah murid Benjamin Graham, yang dikenal luas sebagai Bapak Value Investing. "Dulu, Ben Graham mengajari saya bahwa harga adalah apa yang Anda bayar. Nilai adalah apa yang Anda dapatkan," tulis Buffett pada 2008 silam.

Dengan membeli saham perusahaan yang diperdagangkan dengan harga diskon dari nilai intrinsiknya, investor dapat mencapai margin keamanan. Tapi itu tidak berarti Buffett akan mengambil sembarang saham. Dia juga mencari perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang tahan lama. Melihat portofolio Buffett dapat memberi Anda gambaran tentang seperti apa perusahaan-perusahaan itu. Kepemilikan publik terbesar Berkshire adalah Apple, Bank of America, Chevron, Coca-Cola dan American Express, perusahaan dengan posisi yang mengakar kuat di industrinya masing-masing. "Jauh lebih baik membeli perusahaan yang luar biasa dengan harga yang wajar daripada perusahaan yang adil dengan harga yang luar biasa," kata Buffet.

(iv)


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]