Lockdown hingga Perbanyak Tes Covid-19

Cara Berbagai Negara Melawan Pandemi Virus Corona


Rabu,18 Maret 2020 - 09:18:51 WIB
Cara Berbagai Negara Melawan Pandemi Virus Corona sumber foto news.okezone.com

Virus Corona sudah menyebar ke lebih 150 negara dan sudah digolongkan pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).  Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyarankan agar sejumlah Negara memperbanyak program uji tes corona untuk menekan penyebaran virus yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Hubei, China pada Desember 2019.

Dilansir dari laman new.okezone.com, ada pula sejumlah negara yang mengambil tindakan drastis dengan menutup akses wilayah yang menjadi endemi virus corona, salah satunya dilakukan oleh China, dengan menutup akses Kota Wuhan atau istilahnya lockdown.

Merujuk sumber WHO per 17 Maret 2020 kasus Covid-19 sudah mencapai 179.112 secara global, dan 7.426 kematian. Berikut tindakan sejumlah negara dalam mengatasi penyebaran virus corona.

Malaysia

Malaysia memberlakukan menerapkan prosedur lockdown mulai 18 Maret hingga 31 Maret, saat kasus virus corona di negara itu sudah mencapai lebih 500 kasus. Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan, "Kita tidak bisa menunggu lagi sampai situasi menjadi lebih buruk."

Malaysia melarang semua kegiatan di luar ruangan, termasuk kegiatan keagamaan dan menghentikan sementara salat Jumat. Semua toko ditutup, kecuali pasar, industri media, bank, dan layanan kesehatan.

Filipina

Negara ini menjadi yang pertama melakukan lockdown di Asia Tenggara. Pemerintah Filipina tidak menyebut istilah lockdown tapi karantina komunitas di Provinsi Metro Manila. Kasus Covid-19 di Filipina mencapai 187 orang, dan 47 kematian.

Terbaru, Presiden Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Senin 16 Maret mengeluarkan prosedur karantina komunitas terhadap Pulau Luzon untuk menghentikan penyebaran virus corona. Masyarakat di sana boleh berada di luar ruangan untuk membeli makanan, obat-obatan dan barang-barang penting lainnya yang diperlukan untuk bertahan hidup.

Jepang

Di Jepang sejauh ini sudah terjadi 829 corona termasuk, sebagian kasusnya tertular saat berada di kapal pesiar Diamond Princess yang berlabuh di Pelabuhan Yokohama. 34 warga di Jepang meninggal karena terjangkit COVID-19.

Sempat ada kekhawatiran setelah penyebaran di kapal pesiar tersebut, virus akan dengan cepat merebak di kalangan warga lainnya, apalagi 25 persen penduduknya berusia 65 tahun ke atas, yang masuk kelompok paling rentan meninggal terkena virus.

Jepang sejauh ini berhasil mencegah penyebaran, salah satunya setelah menutup sekolah sejak bulan Februari. Mereka tidak menerapkan lockdown, tapi membatasi pergerakan warga, termasuk menghentikan beberapa kegiatan.

Singapura dan Hong Kong

Sama seperti Jepang, Singapura dan Hong Kong juga hanya membatasi pergerakan warga. Di Singapura sejauh ini ada 243 kasus, belum ada lapioran yang meninggal dan lebih dari 100 orang dinyatakan sembuh.

Singapura mendapat pujian dari organisasi kesehatan dunia (WHO), karena dianggap telah berhasil mengurangi penyebaran. "Singapura berhasil mencegah penularan karena pendekatan yang dilakukan semua aspek pemerintahan," kata Tedros.

Di Hong Kong hingga kini tercatat 157 kasus, enam di antaranya meninggal dan 88 dinyatakan sembuh. Seperti halnya di Singapura, pemerintah Hong Kong dengan cepat berusaha menemukan kasus corona yang ada di wilayah mereka.

Salah satunya adalah melakukan pelakacan terhadap siapa saja yang sudah melakukan dengan mereka yang dinyatakan positif tertular COVID-19. Isolasi dan karantina juga diberlakukan bagi mereka yang tertular.

Korea Selatan

Negara ini melakukan banyak tes Covid-19 dengan cepat dan dalam jumlah besar. Mereka juga menggunakan teknik baru, seperti menyediakan klinik bergerak atau Drive Thru, di mana warga bisa datang tanpa harus datang ke rumah sakit atau klink yang berisi pasien lain.

Sempat menjadi negara dengan kasus terbanyak di luar China, Korea Selatan mencatat lebih dari 8.300 kasus positif dengan 75 kematian. Tapi tak seperti di China, mereka tidak menerapkan lockdown sepenuhnya, karena menganggap metode ini tak bisa dilakukan di sebuah negara yang demokrasi.

China

China sejauh ini sudah menunjukkan keberhasilan mengatasi virus corona dengan melakukan lockdown sepenuhnya, meski tidak secara nasional. China menjadi negara yang melakukan karantina terbesar dalam sejarah dalam menangkal virus corona, dengan menutup 16 kota sejak akhir Januari.

Lockdown di Provinsi Hubei, dimana kota Wuhan berada dilakukan secara bertahap. China juga membangun dua rumah sakit khusus virus corona dengan kapasitas seribu dan 2 ribu ranjang dalam kurang satu bulan.

Sebelumnya warga masih diperbolehkan keluar, namun kemudian dibuat semakin ketat dengan hanya beberapa perwakilan orang yang bisa membeli makanan atau ke apotik. Saat mengantre pun dibuat jarak yang cukup jauh antar warga. Jumlah kasus Covid-19 di di China mencapai 81.116 orang, 3.231 di antaranya meninggal, dan menyatakan pasien sembuh 69.614 orang.

Eropa

Italia kini menjadi negara kedua terburuk kasus virus corona, setelah China, dengan 31.506 kasus, 3.237 kematian. Pemerintah melakukan lockdown diberlakukan secara nasional mulai 10 Maret lalu, dan melarang hampir seluruh kegiatan 60 juta warganya.

Pelarangan termasuk membuka toko, restoran, mendatangi tempat ibadah, dan ke sejumlah tempat lainnya. Mengikuti Italia, Spanyol menjadi negara Eropa kedua yang menetapkan lockdown, sejak Sabtu lalu 14 Maret.

Kemudian disusul dengan negara Prancis yang menutup seluruh bisnis yang dianggap tidak penting bagi warga. Serta memberlakukan denda bagi setiap warga yang melanggar aturan keluar rumah.

El Salvador

Salah satu negara di Amerika Latin, El Salvador, belum menemukan status virus corona, namun sudah mengaktifkan sejumlah darurat sudah menerapkan pengukuran darurat.

El Savador kini sudah menutup perbatasannya, melarang warganya berkumpul. Sekolah ditutup selama tiga minggu dan warga yang baru datang dari luar negeri harus menjalani karantina selama 30 hari.

"Saya tahu ini akan dikritik namun mari kita tempatkan diri seperti di Italia. Italia pasti berharap mereka sudah melakukan ini sebelumnya," kata Presiden El Salvador Nayib Bukele pekan lalu. "Sistem layanan kesehatan kita tidak setingkat dengan Italia. Juga tidak setingkat dengan Korea Selatan."

Sementara itu negara lainnya, seperti Kanada, telah menutup perbatasannya bagi mereka yang bukan warga negara tersebut, warga tetap atau warga negara Amerika Serikat. (GA)

 

 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]