Pastikan Tak Ada Kematian Akibat Vaksin Corona, Ini Penjelasan Komnas KIPI


Selasa,09 November 2021 - 14:04:41 WIB
Pastikan Tak Ada Kematian Akibat Vaksin Corona, Ini Penjelasan Komnas KIPI sumber foto health.detik.com

Beredar informasi 30 orang meninggal usai vaksin COVID-19. Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari mematikan informasi tersebut tidak benar. Dijelaskan, ada 27 kasus kematian diduga akibat vaksinasi dengan Sinovac. Namun setelah diinvestigasi, mencakup pemeriksaan, perawatan, rontgen, dan hasil laboratorium, tidak ditemukan keterkaitan dengan vaksin.

Dilansir dari laman detikhealth.com. "10 kasus akibat terinfeksi COVID-19, 14 orang karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 1 orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak dan 2 orang karena diabetes mellitus dan hipertensi tidak terkontrol," kata Prof Hindra, dikutip dari covid19.go.id.

Sementara itu, 3 kasus diduga meninggal akibat vaksinasi AstraZeneca juga tidak terbukti ada keterkaitan. Pada ketiga kasus tersebut, penyebabnya adalah penyakit lain.

Sementara itu, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) baru-baru ini membuat laporan terbaru mengenai efek samping pasca vaksinasi COVID-19. Dalam laporan terbarunya, meski vaksin aman dan efektif, sebagian orang akan menemukan efek samping dari vaksin COVID-19 namun akan hilang dalam beberapa hari setelahnya.

Efek samping yang mungkin terjadi telah dilaporkan ke bagian eksternal Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS). VAERS menerima laporan tentang efek samping apapun setelah vaksinasi apa pun. "Laporan efek samping kepada VAERS setelah vaksinasi, termasuk kematian, tidak selalu berarti bahwa vaksin menyebabkan masalah kesehatan. Efek samping yang serius setelah vaksinasi COVID-19 jarang terjadi tetapi bisa saja terjadi," jelas CDC.

1. Anafilaksis
Anafilaksis merupakan reaksi alergi berat yang berujung pada kematian apabila terlambat ditangani secara medis. Hal ini juga jarang terjadi setelah vaksin COVID-19. Di Amerika Serikat sendiri ditemukan kasus 2 hingga 5 orang per satu juta yang divaksin.

2. Trombosis dengan sindrom trombositopenia (TTS)
Trombosis dengan TTS setelah vaksinasi COVID-19 Johnson & Johnson Janssen (J&J) jarang terjadi. Per 27 Oktober 2021, lebih dari 15,5 juta dosis Vaksin J&J/Janssen COVID-19 telah diberikan di Amerika Serikat. CDC dan FDA mengidentifikasi ada 48 laporan yang dikonfirmasi tentang orang-orang yang mendapatkan Vaksin J&J/Janssen COVID-19 dan kemudian mengembangkan TTS. Wanita berusia 50 tahun ke bawah harus waspada terhadap risiko ini meski jarang ditemukan.

3. Guillain-Barre Syndrome (GBS)
Selain itu, CDC dan FDA sedang memantau adanya laporan Guillain-Barre Syndrome (GBS) pada orang yang telah menerima Vaksin J&J/Janssen COVID-19. GBS merupakan kelainan langka saat sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel saraf, dan menyebabkan kelemahan otot dan terkadang kelumpuhan. Kebanyakan orang pulih sepenuhnya dari GBS, tetapi beberapa mengalami kerusakan saraf permanen. Setelah lebih dari 15,2 juta dosis Vaksin J&J/Janssen COVID-19 diberikan, ada sekitar 233 laporan awal GBS yang diidentifikasi di VAERS per 13 Oktober 2021. Kasus-kasus ini sebagian besar telah dilaporkan sekitar 2 minggu setelah vaksinasi dan sebagian besar pada pria, berusia 50 tahun ke atas.

4. Miokarditis dan perikarditis
Miokarditis atau peradangan dinding otot jantung dan perikarditis atau peradangan dari perikardium setelah vaksinasi COVID-19 ini jarang terjadi. Hingga 27 Oktober 2021, VAERS telah menerima 1.784 laporan miokarditis dan perikarditis di antara orang berusia 30 tahun ke bawah yang menerima vaksin COVID-19.

Sebagian besar kasus telah dilaporkan setelah menerima vaksin Moderna dan Pfizer terutama pada remaja pria dan dewasa muda. Melalui tindak lanjut, termasuk tinjauan rekam medis, CDC dan FDA telah mengkonfirmasi 1.005 laporan miokarditis atau perikarditis. CDC dan mitranya sedang menyelidiki laporan ini untuk menilai apakah ada hubungan dengan vaksinasi COVID-19.

5. Laporan kematian setelah vaksinasi COVID-19 jarang terjadi
Lebih dari 423 juta dosis vaksin COVID-19 diberikan di Amerika Serikat dari 14 Desember 2020 hingga 1 November 2021. Selama waktu ini, VAERS menerima 9.367 laporan kematian atau setara 0,0022% di antara orang-orang yang menerima COVID-19 vaksin.

"Tinjauan informasi klinis yang tersedia, termasuk bukti kematian, autopsi, dan catatan medis, belum menetapkan hubungan sebab akibat dengan vaksin COVID-19. Namun, laporan terbaru menunjukkan hubungan kausal yang masuk akal antara Vaksin J&J/Janssen COVID-19 dan TTS, efek samping yang jarang dan serius seperti pembekuan darah dengan trombosit rendah yang telah menyebabkan kematian," demikian seperti dikutip CDC. (RF)


 


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]