Resesi Tak Cukup, Dunia Perlu Amburadul Buat Kerek Harga Emas


Jumat,30 September 2022 - 10:57:07 WIB
Resesi Tak Cukup, Dunia Perlu Amburadul Buat Kerek Harga Emas sumber foto cnbcindonesia.com

Isu resesi dunia di tahun 2023 semakin menguat, bahkan Bank Dunia sudah mengungkapkan hal tersebut. Alhasil, aset-aset berisiko rontok berjamaah Dalam kondisi tersebut, emas yang menyandang status aset aman (safe haven) seharusnya menjadi primadona. Tetapi kenyataannya malah ikut terpuruk. Pada perdagangan Kamis (29/9/2022) harga emas berakhir di US$ 1.660/troy ons dan berada di dekat level terendah dalam hampir 2,5 tahun terakhir."Emas memiliki status safe haven, tetapi itu tidak mampu meredam aksi jual meski perekonomian dunia sedang merosot," tulis analis dari ANZ dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters, Senin (26/9/2022).

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com.Terpuruknya emas tidak lepas dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang sangat agresif menaikkan suku bunga. Kebijakan tersebut memicu kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS atau Treasury serta penguatan dolar AS. itu menjadi "duet maut" yang membuat harga emas terpuruk. Sama dengan emas, Treasury merupakan aset aman. Bedanya Treasury memberikan imbal hasil sementara emas tidak. Cuan yang dihasilkan dari berinvestasi emas hanya dari kenaikan harganya. Saat imbal hasil Treasury terus menanjak, emas tentunya menjadi kurang menarik. Sementara itu indeks dolar AS terus melesat hingga sempat menyentuh level 114, tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Kenaikan indeks tersebut artinya dolar AS sedang menguat melawan mata uang lainnya, bahkan sangat tajam.

Jika dilihat major currency semacam euro dan poundsterling ambrol di tahun ini. Euro berada di level terlemah dalam 20 tahun terakhir, poundsterling bahkan berada di rekor terlemah sepanjang sejarah. Sementara itu dari Asia, yuan China ambruk 14% dan berada di level terlemah dalam 14 tahun terakhir. Kemudian rupee India merosot nyaris 10% dan menyentuh rekor terlemah sepanjang sejarah. Dua negara tersebut merupakan konsumen terbesar emas di dunia. Ketika nilai mata uangnya merosot maka harga emas yang dibanderol dengan dolar AS akan menjadi lebih mahal. Hal yang sama juga terjadi di negara-negara lain. Alhasil permintaan emas menjadi menurun. Harga emas pun babak belur. Isu resesi hingga saat ini masih belum mampu mendongkrak harga emas. Sebabnya, ketika resesi terjadi maka inflasi tinggi yang melanda di berbagai negara akan menurun. Emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Ketika ekspektasi inflasi jangka panjang rendah, maka emas akan lemah.

Hal itulah yang digarisbawahi oleh triliuner John Paulson yang juga founder Paulson & Co. "Masalahnya adalah emas merupakan lindung nilai terhadap inflasi. Saat ini inflasi memang tinggi, tetapi ekspektasi inflasi jangka panjang masih sangat rendah. Ekspektasi tersebut sekitar 2,5% dan tidak berubah meski The Fed telah menaikkan suku bunga," kata Paulson sebagaimana dilansir Kitco, Selasa (27/9/2022). Menurutnya, agar harga emas mampu naik, perekonomian harus mulai melambat setelah suku bunga dinaikkan dengan agresif. Itu akan membuat The Fed memperlambat laju kenaikan suku bunga. "Lalu The Fed melihat pelambatan ekonomi tidak bisa mengontrol inflasi. Inflasi tidak akan turun ke 2%, skenario terbaik ke 4%, 5% atau 6%, dan ekonomi melambat. The Fed kemudian melonggarkan kebijakan moneter lagi, inflasi akan kembali menanjak," tambahnya.

Melihat prediksi tersebut, artinya perekonomian Amerika Serikat dan dunia harus amburadul dulu agar harga emas bisa kembali naik. Ketika suku bunga tinggi tetapi inflasi tidak turun, maka stagflasi yang terjadi. Bahkan tidak menutup kemungkinan resesi yang panjang, hingga depresi. Jika terlihat The Fed tidak bisa mengontrol inflasi maka ekspektasi inflasi akan kembali naik, harga emas akan kembali melesat. "Pada satu titik, ekspektasi inflasi jangka panjang akan naik. Pelaku pasar tidak akan percaya The Fed mampu mengendalikan inflasi. Lalu saya pikir emas akan menanjak semakin tinggi," kata Paulson. (iv)


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]