Apa Itu Reflasi yang Mengancam Indonesia?


Selasa,22 November 2022 - 10:14:24 WIB
Apa Itu Reflasi yang Mengancam Indonesia? sumber foto cnnindonesia.com

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan saat ini Indonesia menghadapi risiko reflasi. Reflasi merupakan keadaan di mana ekonomi masih tumbuh, namun dibarengi tingkat inflasi yang tinggi. "Sekarang ada risiko resflasi, risiko resesi dan tingginya inflasi," kata Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (21/11). Ia menuturkan tingginya tingkat inflasi pun membuat buat bank sentral di beberapa negara mengerek suku bunga acuan. Bahkan Perry memperkirakan era suku bunga tinggi kana berlangsung lama dan berlanjut hingga tahun depan. Alasannya, inflasi yang bakal tetap melonjak akibat kenaikan harga yang terjadi akibat imbas perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung ada tanda-tanda berakhir. Kenaikan ini utamanya terjadi di bank sentral AS The Fed "Higher interest for longer, suku bunga yang tinggi akan berlangsung lama.

Dilansir dari laman cnnindonesia.com. Di AS kenaikan fed fund rate yang terakhir 75 bps menjadi 4 persen, kemungkinan Desember akan naik lagi jadi 50 bps sehingga 4,5 persen," ujarnya. Kenaikan bunga ini bahkan diprediksi banyak pelaku baru bisa kembali turun pada semester II-2023. "Kami perkirakan akan naik lagi dari 4,5 persen menjadi 5 persen. Ada lagi yang memperkirakan 5,25 persen dan puncaknya di kuartal I dan kuartal II (2023) dan tidak akan segera turun, dan inilah higher for longer," imbuh Perry Begitu juga dengan bank sentral Eropa yang diperkirakan bakal terus melanjutkan era suku bunga tinggi. Pasalnya, inflasi di Eropa mencapai 10 persen dan di Inggris mendekati 11 persen pada Oktober 2022.

"Di Eropa juga begitu, ICB bank sentral Eropa juga terus menaikkan suku bunga dan juga di Inggris. Inilah higher interest rate for longer dan tentu saja karena inflasinya dari sisi supply energi dan pangan belum tentu akan segera turun," jelasnya. Lonjakan inflasi inilah yang membuat kebijakan banyak bank sentral makin hawkish. Kondisi ini membuat makin banyak negara diperkirakan jatuh ke lubang resesi di tahun depan. "Sehingga kejar-kejaran antara menaikkan suku bunga dan inflasi tinggi ini yang kenapa disebut risiko stagflasi, pertumbuhan yang stagnan atau cenderung menurun," tandasnya

(iv)


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]