Diminta Buat Harga Acuan Minyak Sawit Juni 2023, Bappebti Nego ke Mendag


Senin,23 Januari 2023 - 15:20:06 WIB
Diminta Buat Harga Acuan Minyak Sawit Juni 2023, Bappebti Nego ke Mendag sumber foto detik.com.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menginstruksikan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) untuk segera membentuk bursa sawit. Dengan langkah ini, Indonesia dapat membentuk harga acuan sendiri untuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Plt Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengatakan, Zulhas menargetkan harga acuan tersebut telah terbentuk di Juni 2023. Namun menurutnya hal itu sangat sulit terwujud, sehingga ia menegosiasikannya.

Dilansir dari laman detik.com.  "Saya kemarin memang agak nawar sedikit ke Pak Menteri. Juni bukan jadi price reference (harga acuan), tapi cikal bakal dari price reference, CPO masuk bursa," kata Didid, dalam acara Penutupan Rapat Kerja Bappebti, di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Jumat (19/01/2023). Menurut Didid, bulan Juni CPO masuk ke bursa merupakan perhitungan yang tepat. Apalagi mengingat MDEX, bursa Malaysia yang selama ini jadi salah satu acuan harga CPO RI, terbentuk dengan memakan waktu lebih dari 5 tahun untuk membentuk sendiri harga acuannya.

"Jadi ketika bulan Juni CPO masuk ke dalam bursa, menurut kami itu audah sangat optimis. Setelah masuk, itu akan berjalan. Dirjen Daglu (Perdagangan Luar Negeri) akan mengawal, kaitannya dengan ekspor," kata Didid. Hingga saat ini, Didid menyampaikan, pihaknya telah membentuk roadmap dengan progres mencapai 60-70%. Namun demikian, Bappebti akan melakukan serangkaian perbaikan berdasarkan masukan-masukan yang didapat selama Rapat Kerja.

"Apa yang akan kami lakukan? Menyusun roadmap-nya ini yang kita harapkan akan selesai dalam 2 minggu ke depan. Roadmap ini bukan selesai langsung dijalankan, karena kita harus tetap koordinasi dengan kementerian dan lembaga," ujar Didid. Setelah menyelesaikan konsepnya terlebih dulu, Bappebti akan melakukan roadshow ke berbagai instansi terkait. Setelah roadmap tersebut matang, Didid berharap, di bulan Maret atau April sudah bisa dicoba. "Dengan rencana kerja seperti itu, kami oprtimis Mei atau Juni selambatnya, CPO sudah akan masuk ke bursa," katanya.

Didid mengatakan, sebelumnya Bappebti sudah punya pengalaman berkaitan dengan pembentukkan harga acuan komoditas, yakni pada komoditas Timah, walaupun belum bisa dikatakan harga acuan milik Indonesia. Pasalnya, Timah ada di dua bursa yaitu BBJ dan IDX dan keduanya kadang kala berbeda, sheingga belum bisa dikerucutkan jadi harga acuan Indonesia. Bursa CPO ini hanya menjadi awalan. Ke depannya, Didid mengatakan, pihaknya akan mengembangkan bursa-bursa komoditas lain, seperti kopi dan karet. Nantinya setiap bursa akan memegang satu komoditas.

Sebagai tambahan informasi, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menargetkan harga acuan sendiri untuk CPO tersebut bisa terbentuk pada Juni 2023. Dengan begitu Indonesia juga bisa mengatur acuan harga CPO dunia juga. "Dengan segala kewenangan yang dimiliki kalau bisa karet, CPO, kopi itu sudah bisa di kita. Jadi kalau memungkinkan Juni itu bisa udah bisa terpampang di layar bahwa kita punya patokan harga. Kalau dulu pagi-pagi itu di radio ada harga kopi dunia, harga lada dunia," ujarnya, di Pembukaan Rapat Kerja Bappebti, di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (19/1/2023). Instruksi ini berangkat dari kondisi Indonesia yang merupakan produsen terbesar CPO di dunia. Tetapi industri sawit dalam negeri malah mengacu pada harga dari Malaysia. ADVERTISEMENT- "Beberapa kali di sidang kabinet disinggung masa kita ikut dengan Malaysia yang punya sawit kita tapi kita ikut Malaysia, yang jelek siapa ya Bappebti. Punya Bappebti tapi kok ikuti Malaysia," kata Zulhas.

(iv)


Akses riaubisnis.co Via Mobile m.riaubisnis.co
TULIS KOMENTAR
BERITA LAINNYA

KANTOR PUSAT:
Jl. Arifin Ahmad/Paus Ujung (Komp. Embun Pagi), B 13, Pekanbaru, Riau – Indonesia
CP : 0812 6812 3180 | 0853 7524 1980
Email: [email protected]